Menu


Sejarah Larung Sembonyo: Berawal dari Pernikahan Petinggi Kerajaan Mataram

Sejarah Larung Sembonyo: Berawal dari Pernikahan Petinggi Kerajaan Mataram

Kredit Foto: Pemkab Trenggalek

Pernikahan antara Tumenggung Yudha Negara dan Putri Gambar Inten ini berlangsung pada hari Senin Kliwon bulan Selo. Peristiwa inilah yang kemudian menjadi landasan bagi perayaan Larung Sembonyo. 

Tradisi ini adalah ekspresi rasa syukur masyarakat nelayan Prigi atas hasil laut yang melimpah dan keselamatan yang diberikan kepada mereka. Larung Sembonyo menggambarkan mempelai tiruan yang terbuat dari tepung beras ketan. 

Dalam rangkaian upacara ini, mempelai tiruan tersebut diletakkan di atas perahu bersama dengan peralatan satang. Selain itu, ada juga mempelai tiruan dari batang pisang yang dihiasi dengan bunga-bunga harum. Sesaji dan seserahan juga menjadi bagian integral dari upacara ini, mirip dengan upacara pernikahan adat Jawa.

Baca Juga: Sejarah Nyadran Dam Bagong: Penghormatan Kepada Adipati Menak Sopal

Makna dan Keberlanjutan Tradisi

Larung Sembonyo bukan hanya sekadar upacara adat, melainkan juga sebuah simbol yang mengingatkan masyarakat akan akar sejarah dan identitas budaya mereka. Tradisi ini menjadi wadah untuk menghormati leluhur, mengungkapkan rasa syukur atas hasil laut yang melimpah, dan memupuk persatuan dalam masyarakat nelayan Prigi.

Walaupun sempat terhenti beberapa waktu karena kondisi politik, Larung Sembonyo berhasil dihidupkan kembali pada tahun 1985. Saat ini, tradisi ini telah menjadi agenda tetap di Trenggalek dan didukung oleh pemerintah daerah.

Mereka hadir untuk memastikan bahwa warisan budaya ini terus lestari dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari identitas masyarakat setempat. Dalam segala keindahan dan keunikan upacara adat Larung Sembonyo, tersimpan cerita dan nilai-nilai luhur yang telah membentuk karakter masyarakat Pantai Prigi. 

Sejarah yang mengiringi tradisi ini adalah bukti nyata bahwa budaya adalah jantung dari identitas suatu komunitas, dan Larung Sembonyo adalah jembatan yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan masyarakat Trenggalek.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Tampilkan Semua Halaman