Kenapa CPO Penting Bagi Indonesia?
Seperti yang sudah dijelaskan di atas ,Indonesia memiliki peran strategis sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Industri kelapa sawit Tanah Air telah memberikan lapangan pekerjaan bagi 16 juta tenaga kerja secara langsung maupun tidak langsung.
Pada tahun 2018, produksi minyak sawit dan inti sawit mencapai 48,68 juta ton, terdiri dari 40,57 juta ton crude palm oil (CPO) dan 8,11 juta ton palm kernel oil (PKO). Produksi ini berasal dari Perkebunan Rakyat, Perkebunan Besar Negara, dan Perkebunan Besar Swasta.
Baca Juga: Airlangga Hartarto Dipanggil Kejagung Hari Ini Terkait Kasus Minyak Goreng
Jumlah tersebut menghasilkan total ekspor perkebunan mencapai USD 28,1 miliar atau setara dengan 393,4 Triliun rupiah pada 2018 lalu. Kontribusi ini merupakan salah satu yang terbesar bagi perekonomian Tanah Air. Mayoritas produk-produk di Indonesia juga dibuat memakai kelapa sawit.
Di sini, bisa disimpulkan bahwa kelapa sawit memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia dan kebutuhan masyarakatnya.
Baca Juga: Sempat Tuai Kritik Bagi-bagi Migor Sambil Kampanyekan Anak, Zulhas: Kan Belum Jadi Caleg
Sempat Dikorupsi
Pada tahun 2022, terjadi krisis minyak goreng di dalam negeri yang menyebabkan kelangkaan. Pemerintah mengambil langkah dengan memberlakukan kebijakan pemenuhan domestik (domestic market obligation/ DMO) untuk eksportir minyak kelapa sawit.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Indrasari Wisnu Wardhana, bersama empat orang lainnya, menjadi tersangka dalam dugaan tindak pidana korupsi terkait fasilitas ekspor CPO dan produk turunannya pada Januari 2021 hingga Maret 2022.
Kejaksaan Agung menyatakan bahwa beberapa perusahaan eksportir mendapatkan persetujuan ekspor meskipun tidak memenuhi persyaratan DPO dan DMO. Terdapat kolusi antara pemohon dan pemberi izin dalam fasilitas persetujuan ekspor.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO