Menu


Wabah Narkoba Zombie di Amerika Serikat: Sudah Masuk Indonesia?

Wabah Narkoba Zombie di Amerika Serikat: Sudah Masuk Indonesia?

Kredit Foto: YouTube/Sky News

Penyebaran silazin yang meluas dengan cepat disebabkan karena harganya yang murah. Silazin tersedia secara luas secara online untuk penggunaan hewan, tetap banyak juga yang menjual secara ilegal untuk dipakai, terutama oleh pemasok dari Tiongkok. 

Redaksi newsweek menyebut kalau mereka pernah melihat sekilogram silazin yang dijual oleh vendor Tiongkok dengan harga USD 10 atau sekitar Rp140 ribu saja. Harga tersebut luar biasa murah sehingga pemakainya semakin hari semakin banyak.

Pemakaian silazin sebagian berasal dari penggunaannya sebagai narkoba dengan harga murah dibandingkan obat-obatan jenis lain. Silazin bahkan dikabarkan sering terdeteksi dicampur dengan heroin dan fentanil, jenis narkoba berbahaya lain. Pencampuran ini tentunya bisa menghasilkan efek lebih buruk bagi tubuh.

Baca Juga: Selain Ammar Zoni, Ini Sederet Kasus Narkoba di ‘Sarang’ Kampung Boncos

Dan narkoba jenis tranq ini merupakan bentuk dari pencampuran silazin dengan fentanil. Tranq sendiri merupakan singkatan dari “tranquillizer” atau “penenang”, yang sesuai dengan namanya, ditujukan untuk menenangkan pemakainya. Sayang, dosis terlalu banyak akhirnya membuat mereka dalam keadaan buruk.

Tetapi alasan lain mengapa silazin menjadi terkenal dalam beberapa tahun terakhir adalah betapa mudahnya bagi narkoba jenis ini untuk masuk ke AS. Kali pertama silazin diamati digunakan untuk konsumsi manusia terjadi di Puerto Rico pada awal 2000-an. 

Namun, karena pemakainya semakin banyak serta ada faktor kelalaian terkait informasi soal benda ini menjadi narkoba, ketersediaan silazin melalui internet tanpa pemeriksaan semakin mendorong penjualannya di AS.

Baca Juga: Kuasa Hukum Irjen Teddy Minaha Bantah Kliennya Sama Sekali Tidak Menggunakan Narkoba, Begini Penjelasannya

Data dari Administrasi Pemberantasan Narkoba AS (DEA), disebutkan pemakaian silazin telah meningkat tajam di seluruh AS dalam beberapa tahun terakhir, dengan semua wilayah mengalami peningkatan. 

Wilayah AS bagian Selatan menemukan ada peningkatan terbesar dalam obat yang diamati, dari 193 persen antara tahun 2020 dan 2021. Parahnya,  wilayah tersebut juga mengalami peningkatan terbesar dalam kematian overdosis terkait silazin, yakni sebesar 1.127 persen.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Tampilkan Semua Halaman