Menu


Cawe-cawe Jokowi dalam Urusan Pilpres Disebut Ubah Peta Politik Saat Ini

Cawe-cawe Jokowi dalam Urusan Pilpres Disebut Ubah Peta Politik Saat Ini

Kredit Foto: Instagram/Prabowo Subianto

Konten Jatim, Depok -

Presiden Joko Widodo alias Jokowi menjadi sorotan publik karena terlibat aktif dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Dirinya terlihat mendukung sejumlah calon presiden (capres) dan disebutkan sering memberi saran terkait Pilpres.

Namun, cawe-cawe Jokowi dalam urusan Pilpres 2024 ini disebutkan mengubah peta politik. Hal ini dijelaskan oleh Rektor Universitas Paramadina, Didik J Rachbini, mengutip Republika pada Rabu (27/5/2023).

Dirinya menilai, keputusan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri tanpa konsultasi dengan Jokowi dalam menetapkan capres membuat kontroversi dan pertentangan pengusungan Puan Maharani dan Ganjar Pranowo selesai. Tetapi, masalah baru kini muncul.

Baca Juga: Sering Cawe-cawe Urusan Pilpres, Jokowi Berpotensi Rusak Demokrasi

"Kekuatan politik Jokowi dan PDIP bersaing dengan implikasi baru pada peta politik nasional dan mulai terjadi proses koalisi yang semakin mengerucut pada tiga calon dengan kakuatannya masing-masing," kata Didik kepada Republika.co.id di Jakarta.

Menurut Didik, Jokowi menjadi faktor signifikan yang tidak biasa dalam kontestasi Pilpres 2024. Hal itu karena dalam pilpres sebelumnya, presiden yang akan mundur tidak terlibat lansung dalam politik praktis mengarahkan dan mendukung capres selanjutnya.

Baca Juga: Sindir Jokowi yang Cawe-cawe Urusan Pilpres, Tokoh NU: Merasa Punya Kekuatan Karena Masih Menjabat

Didik menyinggung Presiden Habibie, Megawati, dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tidak cawe-cawe ikut masuk ke dalam politik praktis pilpres. Mereka memilih menjadi negarawan setelah masa jabatannya habis.  Dia menilai, Jokowi lain lagi, ikut terlibat dan partai ingin mendapatkan manfaat dari dukungan politik RI 1. 

"Sehingga peta baru pilpres menjadi aneh dan berbeda dibandingkan lima tahun sebelumnya, tapi juga menarik bagi lainnya," kata Didik.

Eks politikus Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut menilai, Koalisi Indonesia Baru (KIB) yang dibentuk untuk cenderung mengusung Ganjar bersama Jokowi kehilangan angin. Dan, secara mengejutkan mulai berbalik untuk mengusung Prabowo Subianto. Hal itu diperkuat oleh relawan Jokowi yang mencetuskan memilih Prabowo sebagai bacapres, yang mungkin diusung oleh Jokowi. 

"Pertentangan dan perselisihan elite kemudian semakin meluas dan bahkan menjadi lebih keras dalam hal capres dan akan berlanjut semakin tegang saat kampanye dan saat pilpres nanti," kata Didik.

Baca Juga: Pengamat Minta Jokowi Tidak Perlu Cawe-cawe Soal Politik: Biarkan Rakyat yang Menentukan 

Dia menyebut, Pilpres 2024 belum mulai, tetapi ketegangan di lapangan sudah terasa panas. Hal itu karena banyak sekali upaya mengganjal bacapres Koalisi Perubahan Anies Rasyid Baswedan, karena dianggap berseberangan dengan Jokowi. 

"Itu terlihat dari presiden tidak mengundang Nasdem ketika mengundang partai-partai politik yang dianggap koalisi di bawah Jokowi. Pertentangan yang keras telah terjadi antara Nasdem versus Jokowi selama beberapa bulan terakhir ini dan mungkin akan terus berlanjut ke depan," ujar Didik.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Republika.