Ketua PPP, Achmad Baidowi menganggap, wajar Jokowi tidak mengundang NasDem dalam pertemuan enam ketum parpol. Ia menyindir, seharusnya NasDem peka bahwa itu usiran halus Jokowi.
"Tergantung NasDem memaknainya. Kalau NasDemnya peka dan menjunjung etika politik ya bisa saja dimaknai begitu," ulas pria yang akrab disapa Awiek kepada wartawan, kemarin.
Menurutnya, alasan Jokowi tidak mengundang NasDem lantaran telah memiliki koalisi sendiri adalah hal yang tepat. Sebab, ia berkata tidak patut jika pembicaraan di pertemuan itu bocor ke koalisi lain.
Baca Juga: Surya Paloh Tetap Kawal Pemerintahan Jokowi hingga 2024
Sementara, Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin mengatakan, dengan tak diundangnya Paloh saat pertemuan enam ketum parpol koalisi pemerintahan menandakan NasDem sudah tidak dianggap. Ini mempertegas keretakan hubungan antara Jokowi dengan NasDem.
“Ini disebabkan lantaran pilihan politik NasDem yang mendukung Anies Baswedan,” ujarnya.
Pakar Komunikasi, Anthony Leong menyebut, hubungan Jokowi dan Paloh kini berada di titik terendah meski belum minus dan masih bisa rujuk kembali. Sebab, Paloh merupakan tokoh penting dalam pencalonan Jokowi di Pilpers 2014 dan 2019, sehingga masih bisa rujuk.
"Jokowi hanya ingin memperlihatkan bahwa ia solid dengan para ketum parpol, meskipun mereka sudah ada koalisi sendiri dan capresnya masing-masing," pungkasnya.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024