Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mulai pasrah dengan posisi partainya di koalisi pemerintah karena Nasdem tak diundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pertemuan ketua umum partai koalisi pemerintah.
Paloh mengatakan hal tersebut saat menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan pertemuan empat mata dengan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Wisma Nusantara, Thamrin, Jakarta, kemarin.
"Ya. Saya bisa pahami itu. Pasti Pak Jokowi menempatkan positioning beliau, barangkali sebagai pemimpin koalisi partai-partai pemerintahan ya. Dan beliau tidak menganggap lagi NasDem ini di dalam koalisi pemerintahan untuk sementara," ujar Paloh.
Baca Juga: Bertemu dengan Surya Paloh, Luhut Bawa Pesan dari Jokowi
Meski begitu, ia menegaskan, NasDem tetap berkomitmen mendukung pemerintahan Jokowi sampai akhir. "Kan Pak Jokowi sudah jawab bahwa saya tidak diundang sama beliau kan. Tetap komitmen NasDem di pemerintahan," ujarnya.
Apakah Paloh akan bertemu Jokowi? Paloh mengatakan, pihaknya berencana menemui Jokowi. Kapan dan dimana, tentu ia mengikuti waktu luang Jokowi. "Nanti saya telepon beliau," ujarnya.
Untuk diketahui, sebelumnya, Jokowi mengumpulkan enam ketum parpol koalisi. Mereka adalah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Saat ditanya tidak adanya Paloh, Jokowi mengaku, tidak mengundang Paloh dalam pertemuan dengan ketua umum parpol koalisinya. Kata Jokowi, NasDem saat ini sudah memiliki koalisi sendiri untuk Pilpres 2024. Sementara, parpol yang kemarin diundangnya ingin membangun kerja sama politik bersama.
Sekretaris Jenderal Partai NasDem Johnny G.Plate menegaskan, komitmen Partai NasDem mendukung Jokowi sampai masa pemerintahan selesai pada 2024. Dia memastikan komitmen NasDem tak tergoyahkan.
“Komitmen kami bersama-sama Pak Jokowi dari tahun 2014, tahun 2019, dan komitmennya bersama Pak Jokowi sampai selesai masa tugasnya dengan baik," jelas dia.
Baca Juga: Jokowi Kunjungi Lampung, Netizen Ungkap Kelebihan Gubernur Lampung yang Tanya Ini Daerah Mana?
"Itu komitmen NasDem, kita tidak akan geser dari sana. Setelah 2024 ke sana, itu kan lain soal," tukas Plate.
Parpol koalisi ikut menanggapi keluhan NasDem. Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi menilai, wajar Jokowi tidak mengundang Paloh dalam pertemuan ketum parpol. Viva mengaku aneh lantaran NasDem yang telah berbeda sikap politik, tapi masih di koalisi pemerintahan Jokowi.
Menurut Viva, alasan Jokowi tidak mengundang NasDem lantaran untuk menjaga martabat NasDem. Dia berpendapat jika NasDem diundang, tentunya akan menimbulkan pandangan negatif.
Ketua PPP, Achmad Baidowi menganggap, wajar Jokowi tidak mengundang NasDem dalam pertemuan enam ketum parpol. Ia menyindir, seharusnya NasDem peka bahwa itu usiran halus Jokowi.
"Tergantung NasDem memaknainya. Kalau NasDemnya peka dan menjunjung etika politik ya bisa saja dimaknai begitu," ulas pria yang akrab disapa Awiek kepada wartawan, kemarin.
Menurutnya, alasan Jokowi tidak mengundang NasDem lantaran telah memiliki koalisi sendiri adalah hal yang tepat. Sebab, ia berkata tidak patut jika pembicaraan di pertemuan itu bocor ke koalisi lain.
Baca Juga: Surya Paloh Tetap Kawal Pemerintahan Jokowi hingga 2024
Sementara, Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin mengatakan, dengan tak diundangnya Paloh saat pertemuan enam ketum parpol koalisi pemerintahan menandakan NasDem sudah tidak dianggap. Ini mempertegas keretakan hubungan antara Jokowi dengan NasDem.
“Ini disebabkan lantaran pilihan politik NasDem yang mendukung Anies Baswedan,” ujarnya.
Pakar Komunikasi, Anthony Leong menyebut, hubungan Jokowi dan Paloh kini berada di titik terendah meski belum minus dan masih bisa rujuk kembali. Sebab, Paloh merupakan tokoh penting dalam pencalonan Jokowi di Pilpers 2014 dan 2019, sehingga masih bisa rujuk.
"Jokowi hanya ingin memperlihatkan bahwa ia solid dengan para ketum parpol, meskipun mereka sudah ada koalisi sendiri dan capresnya masing-masing," pungkasnya.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan