Sudan berisiko hancur karena pertempuran antara pasukan junta militer. Kedua belah pihak punya puluhan ribu pejuang dan berbagai sumber daya yang melindungi dari sanksi.
Formula ini serupa dengan konflik berkepanjangan yang telah menghancurkan negara Timur Tengah lain dan Afrika, mulai dari Lebanon dan Suriah hingga Libya dan Ethiopia: Awal mula pertempuran ialah Sudan berusaha bertransisi ke pemerintahan demokrasi.
Konflik ini telah menewaskan ratusan orang dan membuat jutaan orang terjebak di daerah perkotaan demi berlindung dari tembakan, ledakan, dan penjarah.
Baca Juga: Perang Sudan: Kronologi Konflik Pemimpin Militer Usai Kudeta
Jenderal Abdel Fattah Burhan pemimpin angkatan bersenjata, dan Mohammed Hamdan Dagalo pimpinan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang dikenal kejam di Darfur, masing-masing berusaha merebut kendali atas Sudan.
Arti perang bagi tetangga Sudan
Melansir Republika, Sudan merupakan negara terbesar di Afrika berdasarkan wilayah. Sudan juga melintasi Sungai Nil dan berbagai perairan dengan Mesir dan Ethiopia.
Mesir bergantung pada Sungai Nil untuk menghidupi lebih dari 100 juta penduduknya, sedangkan Ethiopia tengah mengerjakan bendungan besar di hulu yang mengkhawatirkan Kairo dan Khartoum.
Baca Juga: Strategi di Balik Perang Badar, Bermula dari Pengintaian
Tak heran jika Mesir punya hubungan erat dengan militer Sudan. Kairo telah menjangkau kedua belah pihak di Sudan untuk mendesak gencatan senjata, tetapi tak mungkin bertahan jika militer kalah.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024