“Ini lebih akurat karena kapan bulan baru terlihat di mata manusia, di mana tempatnya, itu semua sudah bisa dihitung. Maka Muhammadiyah menentukan 21 (sebagai Hari Raya Lebaran, red) kita udah tahu,” ujarnya.
Sementara itu, tanggalan yang biasa kita gunakan sehari-hari merupakan perhitungan berdasarkan matahari, sementara Islam menentukan tanggal berdasarkan perputaran bulan.
Maka dari itu, kalender syamsiah atau kalender berdasarkan matahari ini memiliki jumlah hari yang berbeda dengan kalender kamariah atau kalender berdasarkan perputaran bulan.
“Kalau berdasarkan penanggalan matahari, kalender syamsiah itu ada sekitar 365 hari dalam waktu satu tahun. Jadi, setiap tahun itu ada 365 hari, setiap bulan itu ada yang 30, ada yang 31 hari,” ucapnya.
Baca Juga: Bedanya Hari Lebaran Versi Pemerintah dan Muhammadiyah Diminta untuk Tak Diperdebatkan
Ustaz Felix Siauw mengatakan bahwa penanggalan berdasarkan peredaran bulan ini ada karena hadits yang Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam keluarkan mengenai jumlah hari per bulannya.
Jumlah hari ini pun ikut mengatur waktu kita berpuasa di bulan Ramadan. Dalam sabda Nabi Muhammad, jumlah hari hanya terbagi dua, yakni 29 atau 30 hari.