Polarisasi politik adalah fenomena yang dianggap amat berbahaya dalam kehidupan bermasyarakat, lantaran ini bisa memecah belah persatuan orang-orang di Indonesia hanya karena perbedaan dalam pemikiran politik.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek Prayudi pernah merasakan hidup di tengah polarisasi politik di tahun 2016-2017 saat Anies Baswedan bersama dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sedang memperebutkan tiket Gubernur DKI Jakarta dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Baca Juga: Polarisasi Politik di DKI Hanya Mitos? Begini Penjelasan Sulfikar Amir
Uki, panggilan akrabnya, mengatakan dalam kanal YouTube Total Politik, dilansir pada Rabu (19/4/2023), bahwa meskipun bukan satu-satunya pihak yang harus disalahkan karena polarisasi di tengah masyarakat, tidak dapat dipungkiri bahwa sentimen terhadap pasangan Anies-Sandi lah yang menjadi salah satu faktor utama polarisasi politik.
"Ada 2 fakta yang nggak bisa dibantah. Pilkada 2017 yang sangat kental dengan polarisasi bersentimenkan agama tersebut itu memenangkan pasangan Anies-Sandi. Itu fakta,” kata Uki.
Dan yang kedua, orang-orang dengan kedekatan terhadap Anies Baswedan dan Sandiaga Uno-lah yang menjadi salah satu faktor pemicu polarisasi. Dan polarisasi ini tidak akan terjadi jika tidak ada isu politik kuat serta narasi yang umumnya mengaitkan dengan identitas agama.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024