Jumat (8/7/2022) selepas petang, ponsel Yuni Hutabarat tiba-tiba berdering saat ia tengah asyik ngobrol-ngobrol dengan keluarga besarnya di Padangsidempuan, Sumatera Utara.
Penelpon adalah Reza, adik bungsunya.
Seperti Yosua, Reza juga seorang polisi yang berdinas di Mabes Polri, tepatnya di Pelayanan Markas.
Percakapan Yuni dan Reza sempat putus-putus akibat buruknya jaringan yang memaksa sang kakak keluar ke teras.
Namun, siapa sangka, jaringan yang bagus justru membuat Yuni jadi mendengar dengan jelas kabar buruk yang disampaikan sang adik.
"Adek Frian meninggal," katanya sambil menangis keras yang membuat kedua orangtua dan keluarga besarnya sempat bingung.
Frian adalah panggilan Yosua di keluarganya.
Baca Juga: Kasus Ferdy Sambo Menguak Banyak Masalah, Salah Satunya Penggunaan Patwal untuk Urusan yang Tidak Mendesak, Pernah Dikeluhkan Hotman Paris
Saat mendengar kabar buruk tentang sang anak, yang Samuel tahu saat itu putranya tewas karena baku tembak dengan sesama rekannya di kepolisian.
Di tengah kebingungan dan informasi yang masih minim, Samuel langsung bergegas mengajak si sulung dan sang istri kembali ke rumah mereka di Muaro Jambi, sekitar 24 jam perjalanan dari Padangsidempuan.
Mereka akhirnya tiba pada keesokan malamnya.
Saat itu, peti jenazah Yosua sudah tergeletak di ruang utama rumah mereka. Anggota keluarga besar yang lain sudah berkumpul.
Ada satu hal yang membuat Samuel heran. Peti jenazah anaknya sudah dikunci dengan baut. Ada anggota polisi yang juga berjaga di sana.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024