“Lalu kita disuruh menyambung silaturahim, silaturahim kadang tak sempat datang karena kesibukan. Tapi dengan ziarah kubur, mau tak mau, suka tak suka, para perantau kembali,” terangnya.
“Ada ikatan emosional, mengingat emak, ayah, datuk, nenek, mengenang sahabat dan kerabat, maka dia balik berjumpa,” sambung UAS.
Jika tanpa melakukan ziarah kubur atau tradisi lainnya di bulan Ramadan, belum tentu seseorang akan dipertemukan dengan keluarga dan kerabat. Namun, kata UAS, momen Ramadan mampu menyambungkan yang dekat, dan yang jauh merapat.
“Mungkin anak cucu sudah tidak berkenalan lagi, tapi begitu ziarah kubur oh anak pak cik pulang, anak fulan, maka sesungguhnya ziarah kubur adalah momen untuk menyambung tali silaturahim,” ujar UAS.
Baca Juga: Hukum Ziarah Kubur Menurut Ustadz Adi Hidayat
“Siapa yang mau dipanjangkan umurnya, dilapangkan rezekinya, maka hendaklah menyambung tali silaturahim,” tandasnya.