“Karena esensi pesta ya riang gembira, kalau gembira, narasi-narasi yang disampaikan juga harus adem, tidak ada lagi drun (Kadrun) atau mpret (Kampret), tidak ada lagi hal-hal perkataan negatif yang mengungkit kesalahan-kesalahan yang lalu, memandang fisik orang, tapi justru lebih mengedepankan hal-hal yang menceriakan dan yang membahagiakan,” ujar Hendri.
Keadaan yang terjadi saat ini, menurut Hendri, justru menekan rakyat dalam perjalanan menuju proses pelaksanaan pemilu. Seperti munculnya berbagai persoalan, termasuk isu penundaan pemilu, perpanjangan masa jabatan hingga presiden tiga periode.
"Ini yang membuat rakyat jadi nggak tenang, waswas, padahal pemilu itu kan harus yang menggembirakan," pungkasnya.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024