Menu


Pengamat: Pemilu Harusnya Riang Gembira, Tidak Ada Lagi Kadrun atau Kampret

Pengamat: Pemilu Harusnya Riang Gembira, Tidak Ada Lagi Kadrun atau Kampret

Kredit Foto: Suara.com/Shutterstock

Konten Jatim, Jakarta -

Analis Komunikasi Politik Lembaga Survei Kedai Kopi Hendri Satrio mengatakan bahwa partai politik harus menjadikan pemilu sebagai lokomotif perubahan yang menggembirakan. 

Hal ini disampaikan Hendri dalam diskusi politik bertajuk 'OTW 2024: Emang Bisa Pemilu Gembira?' di Jakarta, belum lama ini. 

Baca Juga: Wacana Duet Ganjar-Prabowo Dipertanyakan, Demokrat: Parpol Mana yang Mau Ngusung?

“Partai Politik jangan terperangkap dan berubah menjadi organisasi pengumpul suara saja,” kata Hendri.

Hendri menjelaskan lirik Mars Pemilu berbunyi: Pemilihan umum telah memanggil kita, Sluruh rakyat menyambut gembira. Sehingga pemilu harusnya menghadirkan kegembiraan bagi masyarakat Indonesia.

Pemilu merupakan pesta demokrasi yang sudah sepatutnya berjalan dengan gembira dan tidak lagi ada perpecahan. Sehingga ketika pemilu terlaksana, rakyat puas dan dengan gembira atas pilihannya.

“Karena esensi pesta ya riang gembira, kalau gembira, narasi-narasi yang disampaikan juga harus adem, tidak ada lagi drun (Kadrun) atau mpret (Kampret), tidak ada lagi hal-hal perkataan negatif yang mengungkit kesalahan-kesalahan yang lalu, memandang fisik orang, tapi justru lebih mengedepankan hal-hal yang menceriakan dan yang membahagiakan,” ujar Hendri.

Keadaan yang terjadi saat ini, menurut Hendri, justru menekan rakyat dalam perjalanan menuju proses pelaksanaan pemilu. Seperti munculnya berbagai persoalan, termasuk isu penundaan pemilu, perpanjangan masa jabatan hingga presiden tiga periode. 

"Ini yang membuat rakyat jadi nggak tenang, waswas, padahal pemilu itu kan harus yang menggembirakan," pungkasnya.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Republika.