Umat Islam pun menghadangnya agar dapat mengambil hak-hak mereka yang dulu pernah dirampas kaum Quraisy. Sementara itu, tumbuh rasa cemburu di kalangan kaum Quraisy akibat perkembangan Kota Madinah di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.
Perang Badar pun dimulai pada pagi hari 17 Ramadan 2 Hijriyah. Pasukan muslim dipimpin Rasulullah SAW, sedangkan kaum Quraisy dipimpin oleh Abu Jahal.
Baca Juga: Fahri Hamzah: Biaya Pemilu Itu Sama Dengan Biaya Perang
Nabi saat itu memilih posisi terdekat dengan sumber air sebagai bentuk strategi perang, memanfaatkan kondisi geografis kawasan Badar itu sendiri. Nabi Muhammad SAW memimpin langsung penyerangan yang melibatkan 313 muslim, 8 pedang, 6 baju perang, 70 ekor unta, hingga 2 ekor kuda itu.
Di sisi lain, kaum Quraisy mengerahkan 1000 orang pasukan, 600 persenjataan lengkap, 700 unta, serta 300 kuda. Adapun di antara mereka, terdapat kerabat Nabi dari kabilah Bani Hasyim, yakni Abbas bin Abdul Muthalib sang paman nabi, sepupu Khadijah Hakim, dan lainnya.
Baca Juga: Apa itu Tahdzir? Menjaga Kemurnian Islam dengan Memperingatkan
Sejatinya, pertempuran besar itu di luar perkiraan umat muslim karena Nabi Muhammad SAW hanya merencanakan pengerahan pasukan untuk peperangan biasa. Itulah sebabnya pasukan Islam hanya berjumlah 313 orang.