Pengalamannya melatih tentara di Bali membuat Daan Mogot dipercaya sebagai Direktur Militaire Academie Tangerang (MAT). Usianya saat itu masih 17 tahun, dan dirinya harus mensupervisi beberapa tentara yang berusia lebih tua darinya.
Naas, belum lama MAT berdiri, Daan Mogot dan taruna yang dia pimpin sudah diberi tugas melucuti senjata pasukan Jepang di Desa Lengkong, Tangerang Selatan. Ini disebabkan karena kembalinya penjajah Belanda bersama dengan KNIL.
Baca Juga: Cara Agar Terhindar dari Khurafat Yang Umat Muslim Perlu Tahu
Mulanya, pelucutan senjata berjalan dengan damai. Namun, tiba-tiba terdengar suara tembakan yang berasal dari lokasi tersembunyi. Pertempuran antara pasukan Daan Mogot dan tentara Jepang tidak terelakkan. Mereka harus menghadapi tentara Jepang yang jumlahnya lebih banyak dan memiliki persenjataan lebih lengkap.
Pertempuran ini dikenal sebagai Pertempuran Lengkong, tragedi berdarah yang menewaskan banyak calon tentara. Daan Mogot menjadi salah satu dari 33 tentara Indonesia yang tewas dalam tragedi tersebut.
Baca Juga: Kenapa Khurafat Disebut Sebagai Perbuatan Syirik? Simak Penjelasan Berikut
Kini, nama Daan Mogot dijadikan sebagai nama jalan yang menghubungkan Grogol dan Cengkareng di Jakarta Barat dengan kota Tangerang. Selain itu, Hari Bakti Taruna Akademi dirayakan setiap tahunnya, bertepatan dengan tewasnya Daan Mogot dan perwira lainnya.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024