Menu


Profil Daan Mogot, Pahlawan Indonesia Gagah Berani Yang Tewas Menghadapi Jepang

Profil Daan Mogot, Pahlawan Indonesia Gagah Berani Yang Tewas Menghadapi Jepang

Kredit Foto: Istimewa

Konten Jatim, Depok -

Tanggal 28 Desember merupakan hari lahir salah satu pejuang tanah air yang gugur dalam membela Tanah Air untuk melawan penjajah. Pahlawan yang dimaksud di sini adalah Elias Daniel Mogot atau lebih dikenal dengan julukan "Daan Mogot".

Menyadur beberapa sumber berbeda pada Rabu (28/12/2022), Daan Mogot lahir di Manado, Sulawesi Utara pada 28 Desember 1927. Dirinya merupakan anak ke-5 dari 7 bersaudara. Daan Mogot memang lahir di keluarga yang cukup erat dengan militer.

Baca Juga: Provinsi Mana Yang Menjadi Provinsi Termiskin di Indonesia? Ini Jawabannya

Daan Mogot memiliki sepupu bernama Alex Kawilarang, seorang kolonel yang merupakan Panglima Divisi Siliwangi. Dirinya juga mempunyai paman bernama Polisi A. Gordon Mogot, Jenderal Kepolisian Mantan Kepala Polisi Daerah (Kapolda) Sulawesi Utara dan Kepala Divisi (Kadiv) Propam Mabes Polri.

Di usianya yang ke-15, Daan Mogot bergabung ke dalam Pembela Tanah Air (PETA) di Bali. Dirinya dengan cepat dipercaya tentara Jepang untuk mendirikan sekolah militer bagi calon anggota PETA dan diperintahkan untuk melatih para calon tentara tersebut.

Baca Juga: Apa Benar Jawa Tengah Menjadi Provinsi Termiskin di Jawa?

Karir Daan Mogot di dunia militer bergerak cukup cepat. Daan Mogot akhirnya ditempatkan di Markas Besar PETA di Jakarta sebagai staf sampai Jepang memberikan kemerdekaan terhadap Indonesia pada 17 Agustus 1945. Setelahnya, Daan Mogot bergabung ke Barisan Keamanan Rakyat (BKR) dan mendapat pangkat Mayor.

Pengalamannya melatih tentara di Bali membuat Daan Mogot dipercaya sebagai Direktur Militaire Academie Tangerang (MAT). Usianya saat itu masih 17 tahun, dan dirinya harus mensupervisi beberapa tentara yang berusia lebih tua darinya.

Naas, belum lama MAT berdiri, Daan Mogot dan taruna yang dia pimpin sudah diberi tugas melucuti senjata pasukan Jepang di Desa Lengkong, Tangerang Selatan. Ini disebabkan karena kembalinya penjajah Belanda bersama dengan KNIL.

Baca Juga: Cara Agar Terhindar dari Khurafat Yang Umat Muslim Perlu Tahu

Mulanya, pelucutan senjata berjalan dengan damai. Namun, tiba-tiba terdengar suara tembakan yang berasal dari lokasi tersembunyi. Pertempuran antara pasukan Daan Mogot dan tentara Jepang tidak terelakkan. Mereka harus menghadapi tentara Jepang yang jumlahnya lebih banyak dan memiliki persenjataan lebih lengkap.

Pertempuran ini dikenal sebagai Pertempuran Lengkong, tragedi berdarah yang menewaskan banyak calon tentara. Daan Mogot menjadi salah satu dari 33 tentara Indonesia yang tewas dalam tragedi tersebut.

Baca Juga: Kenapa Khurafat Disebut Sebagai Perbuatan Syirik? Simak Penjelasan Berikut

Kini, nama Daan Mogot dijadikan sebagai nama jalan yang menghubungkan Grogol dan Cengkareng di Jakarta Barat dengan kota Tangerang. Selain itu, Hari Bakti Taruna Akademi dirayakan setiap tahunnya, bertepatan dengan tewasnya Daan Mogot dan perwira lainnya.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024