Apalagi, Ujang menilai Khofifah memiliki sejumlah hal positif yang mampu menjadi daya tawar di Pilpres 2024 mendatang.
Selain memiliki latar belakang yang kuat dengan Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah juga menguasai suara penduduk Jawa Timur yang notabene merupakan pemilih terbanyak kedua se-Indonesia.
Baca Juga: Naik Private Jet hingga Narasi 'Oligarki Juga WNI', Anies Baswedan Disponsori?
“Kalau diamenjadi cawapres di kubu anies atau prabowo atau siapapun itu punya potensi yang bagus juga, ketuamuslimat berbasis NU, dengan penduduk pemilih tertinggi kedua di Indonesia, emak-emak, ya kan ini punya potensi yang bagus, maka dicarilah masalah-masalah itu,” terang Ujang.
Diberitakan sebelumnya, beberapa hari lalu KPK menggeledah ruang kerja Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dan wakilnya, Emil Dardak.
KPK beralasan penggeledahan berkaitan dengan operasi tangkap tangan (OTT) yang menjerat petinggi DPRD Jatim. Di sisi lain, Khofifah sendiri mengklaim tidak ada berkas apapun yang dibawa oleh KPK, baik dari ruangannya maupun Emil.
Penggeledahan semacam ini sebenarnya sangat awam dijumpai pasca OTT, tetapi khusus untuk kasus Khofifah mencuri perhatian sebagian kalangan karena dikait-kaitkan dengan potensinya mencalonkan diri di Pilpres 2024.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024