Menu


Pakar Sejarah Puji Langkah Sandiaga Uno Daftarkan Kebaya ke UNESCO Lewat Jalur Single Nomination

Pakar Sejarah Puji Langkah Sandiaga Uno Daftarkan Kebaya ke UNESCO Lewat Jalur Single Nomination

Kredit Foto: Instagram/Maudy Ayunda

Catatan sejarah tersebut, lanjut Moordiati, yang sebenarnya juga perlu Indonesia sampaikan kembali ketika proses pengusulan ke UNESCO.

"Meskipun banyak orang mengklaim budaya kita, jika kita berkaca ke sejarah, kita bisa menampilkan karakteristik budaya kita sendiri," ujarnya.

Ia melanjutkan, jika membaca secara general tulisan Anthony Reid yang berjudul Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680, sebenarnya masyarakat Asia Tenggara itu sama, tidak punya kekhususan ataupun keunikan dalam cara berpakaian. Tapi ketika budaya Barat masuk, mereka hidup bersama dan berpakaian ala Barat.

Baca Juga: Loyalis FPI: Kebaya Bukan Budaya Indonesia, Nenek Moyang Kita Itu Aslinya...

"Kemudian, ada itikad baik dari masyarakat Indonesia untuk memakai pakaian yang mencerminkan locality. Dari sanalah, masyarakat Indonesia menampilkan pakaian-pakaian khasnya," kata Moordiati.

Moordiati menuturkan, negara-negara di Asia Tenggara memang mengenal dan memiliki kebaya. Tetapi kebaya Indonesia dengan kebaya-kebaya di Asia Tenggara lainnya jelas memiliki karakteristik yang berbeda.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Tampilkan Semua Halaman

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Republika.