Sementara, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa pihaknya masih mencari tahu sumber dari gempa Cianjur tersebut.
Sejauh ini, ia hanya bisa menduga bahwa gempa yang dirasakan warga Cianjur dan sekitarnya terjadi karena sistem dari Sesar Cimandiri atau pahatan geser yang aktif dari Sungai Cimandiri dan mengarah ke Kabupaten Cianjur.
Namun, Dwikorita juga menduga bahwa gempa berasal dari Sesar Padalarang. Kedua dugaan ini masih diteliti kembali oleh pihak BMKG.
Baca Juga: Gak Ngamuk Lagi, Kini Niluh Djelantik Bales Hujatan Netizen dengan Bantu Warga yang Terdampak Gempa
Sementara itu, hingga saat ini korban tewas telah bertambah cukup jauh dari data terakhir yang didapatkan, yakni hingga 162 jiwa.
Selain itu, ada 326 korban yang mengalami luka-luka, baik luka ringan maupun luka berat. Sejauh ini, 2.345 rumah diketahui mengalami kerusakan.
Data terakhir per jam 21.00, dari call center BPBD Cianjur, korban bertambah di mana yang meninggal dunia 162 jiwa. 326 luka berat/ringan. 2,345 rumah rusak berat. 13,400an pengungsi.
— Ridwan Kamil (@ridwankamil) November 21, 2022
88x getaran/gempa susulan terjadi di skala 1,5 s.d 4,8 skala richter, suasananya masih rawan. pic.twitter.com/LLbkNfEI4X
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024