Karena hal tertentu, masjid tersebut dipindahkan oleh Sunan Sendang Duwur ke Bukit Amitunon atau lokasinya saat ini, seorang diri dalam waktu semalam.
Desain masjid berdenah bujur sangkar berukuran 23x16 m dengan arah hadap ke timur. Bangunan terbuat dari batu bata dan kayu.
Sementara itu ruang utama masjid berukuran 16x16 m yang dibatasi oleh empat dinding tembpk. Pintu utama terletak di tengah dinding timur, memiliki dua daun pintu.
Pada daun pintu terdapat hiasan bingkai cermin yang diukir dan dicat wama merah, emas, biru dan hijau. Bagian atas pintu terdapat hiasan terawangan berbentuk sulur-suluran, bunga teratai dan mahkota yang dicat wama merah, emas, biru dan hijau.
Makam Sunan Sendang Duwur
Dalam satu komplek masjid terdapat makam Sunan Sendang Duwur. Memiliki nama asli Raden Nur Rahmad, Sunan Sendang Duwur adalah putra dari Abdul Qohar Bin Malik Bin Syeikh Abu Yazid Al Baghdi, keturunan raja-raja Persia di negeri Iraq.
Sementara ibu Sunan Sendang Duwur adalah Dewi Sukarsih, putri Tumenggung Joyo di Sedayu Lawas. Setelah ayahnya wafat, Sunan Sendang Duwur dibawa ibunya pindah ke Dusun Tenon untuk menyebarkan Islam di sekitar daerah tersebut.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024