Menu


Masjid Sendang Duwur, Masjid Tertua di Lamongan yang Miliki Legenda Dipindahkan dalam Satu Malam

Masjid Sendang Duwur, Masjid Tertua di Lamongan yang Miliki Legenda Dipindahkan dalam Satu Malam

Kredit Foto: Laman Direktori Pariwisata

Konten Jatim, Jakarta -

Salah satu destinasi wisata reliji di Lamongan yang patut dikunjungi adalah Masjid Sendang Duwur. Masjid Sendang Duwur merupakan bangunan masjid tertua yang ada di Lamongan.

Lokasi Masjid Sendang Duwur berada di Jalan R. Nur Rahmat Sunan Sendang, Desa Sendang Duwur, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur.

Baca Juga: Pesona Waduk Gondang Lamongan, Cocok Jadi Tempat Bersantai Bersama Keluarga

Masjid Sendang Duwur adalah peninggalan Sunan Sendang Duwur yang menjadi bukti perjuangannya dalam menyebarkan ajaran Agama Islam di Daerah Tuban dan Lamongan. 

Mengutip laman Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jawa Timur, Masjid Sendang Dawur merupakan peninggalan Islam yang banyak mendapat pengaruh kebudayaan Hindu. Hal tersebut tampak pada pola hias gunungan dan kala.

Masjid ini diperkirakan didirikan pada abad ke-16 berdasarkan candra sengkala yang berbunyi: gurhaning sarira tirta hayu.

Pada 1920, Masjid Sendang Duwur diperbaiki. Masjid tersebut kemudian kembali dipugar pada 1989-1990 oleh Proyek Pelestarian Pemanfaatan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur.

Mitos Masjid Sendang Dawur

Selain bergelar masjid tertua di Lamongan, Masjid Sendang Duwur juga terkenal dengan cerita mitos. Konon, bangunan masjid ini dulunya berlokasi di Mantingan.

Karena hal tertentu, masjid tersebut dipindahkan oleh Sunan Sendang Duwur ke Bukit Amitunon atau lokasinya saat ini, seorang diri dalam waktu semalam.

Desain masjid berdenah bujur sangkar berukuran 23x16 m dengan arah hadap ke timur. Bangunan terbuat dari batu bata dan kayu.

Sementara itu ruang utama masjid berukuran 16x16 m yang dibatasi oleh empat dinding tembpk. Pintu utama terletak di tengah dinding timur, memiliki dua daun pintu.

Pada daun pintu terdapat hiasan bingkai cermin yang diukir dan dicat wama merah, emas, biru dan hijau. Bagian atas pintu terdapat hiasan terawangan berbentuk sulur-suluran, bunga teratai dan mahkota yang dicat wama merah, emas, biru dan hijau. 

Makam Sunan Sendang Duwur

Dalam satu komplek masjid terdapat makam Sunan Sendang Duwur. Memiliki nama asli Raden Nur Rahmad, Sunan Sendang Duwur adalah putra dari Abdul Qohar Bin Malik Bin Syeikh Abu Yazid Al Baghdi, keturunan raja-raja Persia di negeri Iraq.

Sementara ibu Sunan Sendang Duwur adalah Dewi Sukarsih, putri Tumenggung Joyo di Sedayu Lawas. Setelah ayahnya wafat, Sunan Sendang Duwur dibawa ibunya pindah ke Dusun Tenon untuk menyebarkan Islam di sekitar daerah tersebut.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO