Menu


Kisah Hidup Patih Gajah Mada (Bag. 1): Kelahiran, Kejayaan, dan Kematian

Kisah Hidup Patih Gajah Mada (Bag. 1): Kelahiran, Kejayaan, dan Kematian

Kredit Foto: YouTube/Sarkub Channel

Ia bersumpah tidak akan menikmati "palapa" atau kenikmatan dunia sebelum berhasil menaklukkan wilayah Nusantara, termasuk Gurun, Seram, Tanjung Pura, Pahang, Bali, Sunda, dan lain-lain.

Gajah Mada kemudian memimpin politik penaklukan Nusantara selama 21 tahun, mulai dari tahun 1336 hingga 1357. Dia berhasil menaklukkan banyak wilayah di luar wilayah Majapahit, termasuk Bali, Lombok, Sumatra, Kalimantan, Singapura, dan wilayah-wilayah lainnya.

Namun, peran Gajah Mada juga diwarnai dengan Perang Bubat pada tahun 1357. Perang ini dipicu oleh upaya pernikahan antara Raja Majapahit, Hayam Wuruk, dengan putri Kerajaan Sunda, Dyah Pitaloka. 

Baca Juga: Kisah Kerajaan Majapahit (Bag. 2): Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit

Konflik ini mengakibatkan kematian banyak orang dari Kerajaan Sunda, dan Gajah Mada dinonaktifkan dari jabatannya karena tindakan ini tidak sesuai dengan prinsip diplomasi. Setelah peristiwa ini, Gajah Mada meninggalkan dunia politik dan ada beberapa versi mengenai akhir hidupnya. 

Salah satu versi menyebutkan bahwa ia menjadi seorang pertapa di daerah Madakaripura di kaki pegunungan Bromo-Semeru. Versi lain menyebutkan bahwa ia meninggal di Kota Majapahit atau di daerah Karsyan.

Meskipun akhir riwayatnya masih diperdebatkan, tidak dapat disangkal bahwa Patih Gajah Mada adalah salah satu tokoh yang sangat berjasa dalam menyatukan Nusantara di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. 

Baca Juga: Kisah Kerajaan Majapahit (Bag. 3): Keruntuhan Kerajaan Majapahit

Dengan tekad dan dedikasinya, ia mewujudkan impian untuk mengintegrasikan berbagai wilayah menjadi satu kesatuan yang kuat, meskipun ada konsekuensi yang harus dihadapi dalam perjalanannya.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Tampilkan Semua Halaman