Keris Mpu Gandring tidak hanya berperan dalam kematian Mpu Gandring, tetapi juga menjadi faktor pendorong konflik dan tragedi di dalam dinasti Rajasa Singasari. Beberapa tokoh penting termasuk Ken Arok, Anusapati, dan Tohjaya.
Tokoh-tokoh tersebut dikisahkan menjadi korban dari keris ini. Perjalanan hidup mereka dipengaruhi oleh kutukan keris yang mengikat mereka dalam lingkaran takdir tragis. Pada masa pemerintahan Ranggawuni, yang juga dikenal sebagai Wisnuwardhana, terjadi upaya untuk menghilangkan aura jahat yang melekat pada Keris Mpu Gandring.
Baca Juga: Kisah Kerajaan Singasari (Bag.1): Sejarah Berdirinya Kerajaan Singasari
Keberadaan Keris Mpu Gandring
Konon, Ranggawuni mencoba mengatasi kekuatan keris ini dengan menghadapkan keris pada bara magma Gunung Kelud. Legenda ini menciptakan gambaran tentang pertempuran antara kekuatan magis keris dan panasnya kawah gunung.
Keberadaan Gunung Kelud juga terkait dengan legenda panjang dalam kepercayaan masyarakat Jawa kuno. Dikisahkan bahwa Gunung Kelud adalah tempat di mana keris Mpu Gandring akhirnya dihilangkan.
Baca Juga: Kisah Kerajaan Singasari (Bag.2): Masa Kejayaan Kerajaan Singasari
Legenda ini memberi nuansa magis dan mistis pada gunung tersebut, sebagai kuburan dari sebuah benda pusaka yang membawa aura berbahaya, meskipun legenda tentang Gunung Kelud sebagai kuburan Keris Mpu Gandring perlu pembuktian lebih lanjut.
Kisah ini menjadi simbol dari akhir pertumpahan darah dan tragedi dalam dinasti Rajasa Singasari. Keberadaan keris ini mencerminkan ambisi manusia, konflik kekuasaan, dan takdir tragis yang melingkupi mereka.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024