Namun, perjalanan pembuatan keris ini tidak berjalan mulus. Ken Arok, tergesa-gesa dan tidak sabar, mengambil keris sebelum sarungnya sempurna. Tindakan tergesa-gesa ini berujung pada pertemuan tragis antara Ken Arok dan Mpu Gandring.
Dalam keadaan terdesak, Mpu Gandring mengutuk bahwa keris ini akan menelan tujuh nyawa dari keturunan Ken Arok. Kutukan ini mengawali serangkaian peristiwa mengerikan. Keris Mpu Gandring terlibat dalam pertumpahan darah dan tewasnya sejumlah tokoh penting Kerajaan Singasari.
Mulai dari Mpu Gandring sendiri yang terbunuh oleh kutukannya sendiri, hingga Tunggul Ametung, Kebo Ijo, Ki Pengalasan, dan Anusapati. Kutukan ini tampaknya membentang nyata di sepanjang jalan kekuasaan dan konflik Kerajaan Singasari.
Baca Juga: Kisah Kerajaan Singasari (Bag.3): Runtuhnya Kerajaan Singasari
Namun, ketika takhta Singasari jatuh ke tangan Ranggawuni, atau dikenal juga sebagai Wisnuwardhana, keputusan drastis diambil. Keris Mpu Gandring yang dianggap sebagai sumber malapetaka dihancurkan dengan dilemparkannya ke dalam kawah gunung.
Ranggawuni berharap dengan tindakan ini, kutukan dan dampak negatif yang dibawanya bisa terhapus. Dan sampai sekarang, keris ini masih belum ditemukan keberadaannya.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO