Menu


Kisah Kerajaan Singasari (Bag.5): 7 Peninggalan Kerajaan Singasari

Kisah Kerajaan Singasari (Bag.5): 7 Peninggalan Kerajaan Singasari

Kredit Foto: Sampoerna Academy

4. Candi Singasari

Candi Singasari, sebuah situs warisan sejarah, merupakan candi Hindu-Budha yang berlokasi di Kelurahan Candirenggo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Candi ini terletak sekitar 10 km dari Kota Malang dan menjadi tempat persembahan untuk Raja Kertanegara, yang wafat pada 1292.

Pembangunan Candi Singasari melibatkan tumpukan batu andesit yang diukir dan disusun secara bertingkat. Cara pembuatan candi ini melibatkan pengukiran dari atas ke bawah, menciptakan struktur yang unik dan estetis.

Baca Juga: Kisah Kerajaan Singasari (Bag.3): Runtuhnya Kerajaan Singasari

5. Candi Kidal

Candi Kidal adalah salah satu candi yang merupakan warisan dari Kerajaan Singasari dan didirikan sebagai penghormatan terhadap Raja Anusapati yang memerintah dari tahun 1227 hingga 1248. Candi ini memiliki nilai sejarah dan kultural yang signifikan.

Candi Kidal mencerminkan arsitektur khas Jawa Timuran dan mengalami pemugaran pada tahun 1990. Candi ini juga mencatat legenda Garudeya, sebuah cerita mitologis Hindu yang menyampaikan pesan moral tentang pembebasan dari perbudakan.

6. Prasasti Mula Malurung

Prasasti Mula Malurung adalah piagam yang menganugerahkan desa Mula dan Malurung kepada Pranaraja. Prasasti ini dikeluarkan oleh Kertanegara pada tahun 1255 saat masih menjadi raja muda di Kediri, atas perintah dari ayahnya, Wisnuwardhana, yang merupakan raja Singasari.

Lempengan-lempengan prasasti ini ditemukan pada waktu yang berbeda, dengan sepuluh lempengan ditemukan tahun 1975 dan tiga lempengan lainnya ditemukan pada tahun 2001. Saat ini, keseluruhan lempengan prasasti disimpan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta.

Baca Juga: Kisah Kerajaan Singasari (Bag. 4): Raja Kertanegara, Raja Terbesar Kerajaan Singasari

7. Prasasti Padang Roco

Prasasti Padang Roco ditemukan pada tahun 1911 di lokasi percandian Padang Roco, yang terletak di hulu sungai Batanghari, di nagari Siguntur, kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Prasasti ini berbentuk lapik (alas) yang mengelilingi arca Amoghapāśa pada keempat sisinya. 

Di lapik tersebut terdapat manuskrip yang ditemukan pada tahun 1911. Tulisan pada prasasti ini menggunakan aksara Kawi dan menggunakan dua bahasa, yaitu Melayu Kuno dan Sanskerta. Prasasti Padang Roco saat ini disimpan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Tampilkan Semua Halaman