Menu


Kisah Kerajaan Singasari (Bag. 4): Raja Kertanegara, Raja Terbesar Kerajaan Singasari

Kisah Kerajaan Singasari (Bag. 4): Raja Kertanegara, Raja Terbesar Kerajaan Singasari

Kredit Foto: Wikimedia Commons/Anandajoti Bhikkhu

Konten Jatim, Depok -

Kerajaan Singasari, di masanya merupakan kerajaan bercorak Hindu-Budha terbesar di Indonesia. Meskipun begitu, perlu waktu yang tidak singkat sampai akhirnya Kerajaan Singasari mencapai puncak kejayaannya.

Beberapa raja sebelumnya seperti Ken Arok, Anusapati, sampai Wisnuwardhana, membentuk fondasi Kerajaan Singasari sebelum akhirnya bisa sebesar dan seperkasa Kerajaan Singasari di masa mendatang.

Barulah di era Raja Kertanegara, Kerajaan Singasari mencapai era keemasan dan mengklaim diri mereka sebagai kerajaan terbesar di Indonesia.

Baca Juga: Kisah Kerajaan Singasari (Bag.1): Sejarah Berdirinya Kerajaan Singasari

Sosok Raja Kertanegara

Merangkum informasi dari jurnal Universitas Komputer Indonesia pada Senin (14/8/2023), Raja Kertanegara, atau Sri Maharaja Kertanagara adalah putra dari Raja Wisnuwardhana dan Jayawardhani, cucu dari Ken Arok dan Ken Dedes, pendiri Kerajaan Singasari. 

Sebagai keturunan bangsawan, Kertanegara diangkat menjadi raja kelima Kerajaan Singasari, menggantikan ayahnya. Kertanegara memerintah dari tahun 1268 hingga 1292, menjadikannya raja dengan masa pemerintahan terpanjang dalam sejarah Singasari. 

Selama masa kejayaannya, Kertanegara mengambil langkah-langkah penting yang mengubah dinamika politik, ekonomi, dan agama di kerajaannya.

Baca Juga: Kisah Kerajaan Singasari (Bag.2): Masa Kejayaan Kerajaan Singasari

Salah satu kebijakan paling berani yang diambil oleh Kertanegara adalah upaya penyatuan agama Hindu aliran Siwa dan agama Buddha aliran Tantrayana. Ia dianggap sebagai sosok yang memiliki pemahaman mendalam tentang kedua agama tersebut. 

Dalam banyak naskah, Kertanegara disebut Bhatara Siwa Buddha, menggambarkan harmonisasi keyakinan yang unik di bawah kepemimpinannya. Selain itu, Kertanegara dikenal sebagai raja pertama di Jawa yang berambisi untuk memperluas wilayah kekuasaannya hingga mencakup Nusantara. 

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Tampilkan Semua Halaman