Di zaman kerajaan, madumongso termasuk makanan mewah karena ketan tergolong mahal saat itu. Oleh sebab itu, hanya para raja yang bisa menikmati makanan manis ini.
Cerita lain dari madumongso adalah bentuk kerinduan orang-orang Ponorogo yang sudah melaksanakan ibadah Haji.
Mereka merindukan buah kurma yang ada di Arab kala itu. Hingga akhirnya mereka membuat madumongso, dengan rasa manis dan tekstur yang seperti kurma.
Rasa manis dari madumongso juga memiliki filosofi. Pembuatan madumongso memerlukan waktu berjam-jam bahkan hingga seharian. Namun itulah manisnya usaha, karena kita akhirnya bisa menikmati madumongso yang begitu memanjakan lidah.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024