Pertengahan tahun adalah periode di mana Indonesia umumnya mengalami kekeringan, disebabkan karena musim kemarau. Hal ini selalu terjadi dari tahun ke tahun dan diprediksi masih akan terus terjadi sampai masa mendatang.
Tahun 2023 ini, salah satu kondisi kekeringan yang paling disorot terjadi di Papua. Kondisi kekeringan parah dialami oleh sejumlah wilayah di Kabupaten Puncak, Papua Tengah sejak Juni lalu. Kekeringan bahkan sampai menyebabkan korban jiwa.
Dijelaskan bahwa kekeringan di Papua tahun ini dan kemarau di Indonesia secara umum disebabkan karena fenomena cuaca bernama El Niño.
Baca Juga: Polemik Bencana Kekeringan di Papua: Kenapa Bisa Separah Itu?
Pengertian El Niño
Mengutip situs National Geographic dan beberapa sumber lain pada Kamis (3/8/2023), pengertian El Niño secara sederhana adalah fase hangat dari siklus El Niño-Southern Oscillation (ENSO). Selama El Niño, sekumpulan air laut yang hangat berkembang di Pasifik, termasuk di dekat pantai Amerika Selatan.
Istilah "El Niño" berasal dari bahasa Spanyol, yang berarti "anak laki-laki", dan dinamai oleh para nelayan Peru, mengacu kepada Yesus Kristus yang baru lahir karena fenomena ini sering memuncak menjelang Natal.
Air hangat ini dapat mempengaruhi suhu global dan pola curah hujan. Dijelaskan kalau El Niño bersumber di Samudera Pasifik ekuator tengah dan timur-tengah, ditandai dengan tekanan udara tinggi di Pasifik barat dan tekanan udara rendah di Pasifik timur.
Keberadaan El Niño mampu menyebabkan berkurangnya curah hujan di wilayah tertentu seperti Indonesia, India, dan Australia bagian utara, sekaligus meningkatkan curah hujan dan pembentukan siklon di Samudera Pasifik tropis.
Negara-negara yang bergantung pada pertanian dan perikanan, terutama yang berada di sepanjang Samudra Pasifik, biasanya paling terpengaruh oleh El Niño. Inilah alasan kenapa Indonesia selalu mengalami kekeringan jika El Niño berlangsung.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan