Kisah Panji yang mengisahkan kepahlawanan dan kebesaran ksatria Jawa, terutama dari masa Jenggala dan Kediri, menjadi representasi identitas kebesaran para raja yang berkuasa di Jawa saat itu. Rekonstruksi cerita-cerita Panji dilakukan untuk membangun legitimasi kekuasaan Singasari yang sedang berkembang.
Ketika agama Islam mulai masuk ke Jawa untuk mempengaruhi hati orang-orang Jawa, terjadi proses Islamisasi pada wayang topeng. Para wali yang menyebarkan Islam menampilkan kisah marmoyo sunat dalam pertunjukan wayang topeng, menunjukkan bagaimana Islam mempengaruhi nilai-nilai dalam kesenian ini.
Baca Juga: Tumpeng Sewu, Tradisi Selamatan Nasi Kuning Meriah Khas Banyuwangi
Cerita Menak menjadi lambang masuknya Islam dalam budaya Jawa, dan cerita Minakjinggo yang dominan berkembang kemudian dibentuk oleh keraton Mataram yang pada dasarnya telah menganut Islam.
Seiring berjalannya waktu, wayang topeng terus berkembang dan mengalami adaptasi sesuai dengan perubahan sosial, budaya, dan agama di Jawa. Keseniannya tetap menjadi bagian penting dari identitas budaya Jawa dan warisan leluhur yang patut dijaga dan dilestarikan.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO