Diberitakan sebelumnya, Anies menyebut, potret foto satelit di malam hari menampilkan daerah yang diselimuti cahaya cenderung didominasi oleh wilayah Jawa. Sementara daerah yang tergelap ada di Indonesia bagian timur. Anies tidak ingin terjadi ketimpangan seperti itu lagi jika ia terpilih menjadi presiden.
"Kita ingin seluruh kota di Indonesia menjadi terang, jangan sampai kota kita gelap, karena kalau gelap ekonomi itu rendah," ujar Anies dalam Rakernas XVI Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) di Kota Makassar, Kamis, 13 Juli.
Kemudian masalah urbanisasi, Anies memperkirakan 70 persen penduduk di Indonesia akan berada di wilayah perkotaan pada 2045. Kondisi ini akan menyebabkan ketimpangan dengan kawasan desa.
Baca Juga: Soal AHY Jadi Cawapres, Denny Siregar: Bukan Naikkan Elektabilitas Anies, Malah Jadi Pengurang Suara
"2045, 70 persen penduduk Indonesia akan tinggal di perkotaan, sekarang posisinya 57 persen, kalau tidak serius nanti kita ulangi lagi masalah di Jakarta," ujarnya.
Menurutnya, isu-isu perkotaan perlu ditangani badan khusus. Selama ini yang tertangani hanyalah kawasan pedesaan dengan hadirnya Kementerian Desa, sedangkan setingkat kota sama sekali tidak ada.
"Nanti ada badan khsususnya, apakah kementerian, atau badan, harus ada yang mengkoordinir masalah perkotaan, hari ini belum ada yang mengkoordinir soal perkotaan, yang ada hanya pedesaan," usul Anies.
Sementara itu, ditanya soal sejumlah proyek nasional yang digagas pemerintahan saat ini, Anies memastikan seluruh proyek yang memberikan manfaat yang nyata ke masyarakat ini akan tetap berlanjut.
"Tadi saya sampaikan diteruskan, dikoreksi, dihentikan dan baru dilakukan, hal yang baik dan memberikan manfaat, jangan khawatir, justru itu akan ditingkatkan," tegas Anies.
Baca Juga: Anas Urbaningrum akan Berpidato soal Korupsi Hambalang, AHY: Bukan Urusan Kami
Sementara terkait IKN, Anies mengemukakan jika IKN memiliki dasar yang baik, Anies menilai itu akan berjalan dengan mulus pula.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO