Di samping tugasnya sebagai polisi, Hoegeng juga memiliki minat dan bakat di bidang musik. Ia terkenal dengan kelompok pemusik Hawaii bernama The Hawaiian Seniors, di mana ia ikut menyanyi dan memainkan ukulele. Namun, kegiatan musiknya sempat dicekal oleh Menteri Penerangan Ali Moertopo dengan alasan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Setelah pensiun dari kepolisian, Hoegeng lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berkebun dan melukis. Gaya lukisannya cenderung naturalis, dengan fokus pada potret manusia, pemandangan, dan bunga.
Kematian Hoegeng
Hoegeng wafat di Jakarta pada tanggal 14 Juli 2004 dalam usia 82 tahun. Ia dimakamkan di Taman Pemakaman Bukan Umum (TPBU) Giri Tama, Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kematian Hoegeng ini menyisakan duka bagi banyak masyarakat Indonesia.
Warisan dan pengabdiannya sebagai seorang polisi yang berani, jujur, dan dedikatif tetap dikenang oleh masyarakat Indonesia. Bahkan, sampai ada sebutan menarik soal Hoegeng dari mantan Presiden Indonesia, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Baca Juga: HUT Bhayangkara Ke-77, Puan Harap Polri Lebih Sigap Tindak Kasus Tanpa Menunggu Viral
Gus Dur berani menyebut kalau hanya ada 3 polisi jujur di negara ini. Mereka adalah polisi tidur, patung polisi dan Hoegeng. Dan sisanya merupakan polisi korup yang tidak jujur.
Ini mencerminkan keadaan kepolisian di Indonesia. Dari masa ke masa, rasanya sulit sekali menemukan polisi jujur layaknya Hoegeng. Semakin hari, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian pun memudar, bentuk ketidakjujuran mereka terhadap warganya.
Sebagai bentuk penghargaan atas jasanya, nama Hoegeng diabadikan sebagai beberapa bangunan seperti nama Rumah Sakit Bhayangkara Hoegeng Iman Santoso di Mamuju, Sulawesi Barat, serta sebagai nama Stadion Jenderal Hoegeng di Kota Pekalongan.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan