Di satu sisi, Muktazilah dianggap punya kontribusi cukup mendalam terkait beberapa cabang ilmu seperti filsafat, teologi dan memastikan bahwa akal budi tetap menjadi subjek studi yang penting dalam sejarah pemikiran umat Islam.
Meskipun begitu, pandangan Muktazilah ini dianggap oleh banyak cendekiawan Muslim bertentangan dengan keyakinan tradisional dan otoritas Agama Islam, terutama dalam hal konsep wahyu dan sifat-sifat Allah SWT sehingga dianggap sesat dan dilarang.
Baca Juga: Apa Itu Jabariyah? Aliran yang Percaya Hidup Itu Tanpa Pilihan
Doktrin Muktazilah
Sejatinya, Muktazilah ini punya beberapa pemikiran yang serupa dengan ajaran Agama Islam. Namun, tidak jarang juga ditemukan pemikiran yang berbeda dan bahkan bertentangan dengan syariat Islam sehingga ditentang banyak orang.
Setidaknya, ada empat doktrin Muktazilah yang diajarkan kepada pengikutnya. Doktrin yang dimaksud di sini adalah:
Baca Juga: Sama-Sama Sesat, Apa Perbedaan Qadariyah dan Jabariyah?
- Paham Tauhid al-Adl: Inti akidah Muktazilah yang mengajarkan bahwa Allah adalah Esa, tidak dapat disamakan dengan apapun, dan Al Qur'an adalah makhluk.
- Paham Al-Adl (keadilan Allah): Doktrin yang menyatakan bahwa Tuhan tidak menciptakan perbuatan manusia dan manusia memiliki kemampuan untuk mematuhi perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.
- Al-Wa'd wa al-Wa'id (janji dan ancaman): Menyebutkan bahwa Allah SWT harus memenuhi janji-Nya bagi pelaku kebaikan dan melaksanakan ancaman-Nya bagi pelaku dosa besar.
- Al-Manzilah bain al Manzilatain (posisi di antara posisi): Menurut mereka, pelaku dosa besar tidak dikategorikan sebagai mukmin atau kafir, tetapi berada dalam posisi di antara surga dan neraka.