Hal senada disampaikan Ketua Badan Komunikasi dan Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra. Dia mengatakan, ada makna yang bisa dipetik dari pertemuan Anies dan Puan. Dia melihat, meski kedua tokoh nasional ini berada dalam posisi politik yang berbeda, tali silaturahmi dapat terjaga dengan baik.
"(Meskipun) lawan tanding yang sangat kuat satu sama lain, tapi tetap berkomunikasi dan tetap menjaga silaturahmi," ucap Herzaky, semalam.
Ia berharap, dengan adanya pertemuan Anies dan Puan, para pendukung masing-masing di bawahnya bisa saling menghargai satu sama lain. Sehingga, menciptakan suasana Pemilu yang damai dan tenang.
"Bagi kami, pertemuan itu sangat positif. Sehingga masyarakat di akar rumput dapat melihatnya sebagai sinyal bahwa kontesasi di Pilpres 2024 jangan merobek kesatuan bangsa, jangan saling memusuhi dan membenci satu sama lain," pungkasnya.
Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin ikut mengomentari pertemuan Anies dan Puan ini. Dia menerangkan, dalam politik, tidak ada kawan dan lawan yang abadi. Sebab, urusan politik adalah hal yang cair.
Baca Juga: Bertemu Puan tapi Demokrat Tak Diundang Puncak Peringatan Bulan Bung Karno, AHY: Enggak Apa-apa
Menurut Ujang, pertemuan Anies dan Puan merupakan hal positif. Pertemuan itu bisa membuat situasi dan kondisi perpolitikan Indonesia menjadi lebih adem jelang Pilpres 2024.
"Bisa membuat kondisi menjadi adem, tidak saling serang, tidak saling menafikkan, tidak saling hajar," ucap Ujang, semalam.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024