Menu


Cap Petugas Partai Berpotensi Gerus Elektabilitas Ganjar Pranowo, Pengamat: Konotasinya Dominan Berkesan Negatif

Cap Petugas Partai Berpotensi Gerus Elektabilitas Ganjar Pranowo, Pengamat: Konotasinya Dominan Berkesan Negatif

Kredit Foto: Antara/Agus Suparto

Sementara itu, peneliti Indikator Politik Indonesia (IPI) Bawono Kumoro, menilai Ketua Umum PDIP Megawati Soekanoputri tidak menginginkan kejadian pencapresan Jokowi terulang lagi pada Ganjar Pranowo.

PDIP ingin menegaskan posisi Ganjar sebagai petugas partai, karena ingin mendominasi pencapresan Ganjar Pranowo.

"Bu Mega sepertinya belajar dari Pilpres 2014. Bu Megawati tidak ingin muncul kekuatan-kekuatan politik (dari terbentuknya relawan-relawan) yang justru berpotensi mengganggu politik PDIP ke depan," kata Bawono, Senin (26/6/2023).

Baca Juga: PPP Dorong Duet Ganjar-Sandiaga di Pilpres 2024, Awiek: Optimis Menang, Siapa pun Lawannya!

Bawono melihat ajang peringatan bulan Bung Karno, yang diselenggarakan PDIP pun tidak dijadikan ajang untuk memasifkan sosialisasi Ganja sebagai capes milik semua elemen bangsa. Kegiatan itu bahkan cenderung lebih pada kegiatan intenal PDIP.

"Kehadiran Pak Jokowi pun di acara itu lebih pada posisinya sebagai anggota PDIP, bukan posisinya sebagai Presiden. Begitu pula Ganjar sebagai capres PDIP," ungkap Bawono.

Megawati, menurut Bawono, seperti belajar dari Pemilu 2014. Ketika Jokowi diberikan ruang lebih luas sebagai capres milik semua elemen masyarakat, justru memunculkan kekuatan baru, yang melahirkan relawan-relawan yang tidak bisa dikendalikan PDIP.

Hal ini, lanjut Bawono, membuat PDIP juga berusaha agar relawan-relawan Ganjar nantinya tetap dikendalikan PDIP. Sehingga PDIP pun menugaskan kadernya untuk menjadi koordinator pembentukan relawan-relawan Ganjar.

Bagi Bawono, memposisikan Ganjar sebagai petugas partai tidak stategis. Menurutnya, elektabilitas Ganjar akan cukup terganggu dengan simbolisasi petugas partai.

Ini dibuktikan dengan hasil survei yang dilakukan Indikator Politik. Dijelaskannya, sebelum kontroversi Piala Dunia U-20, elektabilitas Ganjar sudah mencapai angka 35 persen. Lalu turun setelah kontroversi itu dikisaran 29 persen.

"Deklarasi pencapresan Ganjar diharapkan akan semakin menaikkan elektabilitasnya. Tapi ternyata tidak terjadi kenaikan yang signifikan," ungkap dia.

Baca Juga: Sekda DKI Bela Ganjar soal Cawe-cawe di Pasar: Kami Terima Masukannya

Deklarasi pencapresan Ganjar hanya kembali ke angka sekita 35 persen lagi. Ini hanya mengembalikan suara Ganjar yang sempat hilang akibat kontroversi Tuan Rumah Piala Dunia U-20.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO

Tampilkan Semua Halaman

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Republika.