Menu


Independensi Ganjar Hanya Dipercaya 1,7 Persen, IPO Nilai Narasi Petugas Partai Penyebabnya

Independensi Ganjar Hanya Dipercaya 1,7 Persen, IPO Nilai Narasi Petugas Partai Penyebabnya

Kredit Foto: Antara/Monang Sinaga

Konten Jatim, Jakarta -

Survei Indonesia Political Opinion (IPO) menunjukkan bahwa calon presiden dari PDI Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo hanya mendapatkan kepercayaan publik sebesar 1,7 persen terkait independensi. 

Dalam ketegori ini, publik responden ditanya tentang calon presiden yang memiliki kemampuan dalam bidang penegakan hukum, pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme, independensi, hingga hubungan internasional.

Baca Juga: Bocoran soal Sistem Pemilu Meleset, Hasto PDIP Desak Denny Indrayana Pertanggungjawabkan Ucapannya

Hasilnya Prabowo Subianto mendapat kepercayaan publik paling tinggi. Yakni, mulai dari penegakan hukum 51,1 persen, pemberantasan korupsi 44 persen, independesi 71,7 persen.

"Indepensi ini menarik karena lawannya Ganjar Pranowo ini hanya 1,7 persen. Artinya, sebagian besar pemilih, entah itu PDIP atau termasuk yang milih Ganjar, mereka sebetulnya tidak yakin Ganjar ini independen," ujar Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah, mengutip Republika, Sabtu (17/6/2023).

Dedi mengatakan, perolehan kepercayaan publik Ganjar terhadap penegakan hukum juga rendah, yakni sebesar 11,2 persen dan 16,1 persen untuk pemberantasan korupsi.

Dedi pun menilai, rendahnya kepercayaan publik di sektor ini disebabkan Ganjar yang selalu dihubung-hubungkan dengan petugas partai PDIP maupun penerus Presiden Joko Widodo.

"Hampir yang rendah pada Ganjar disebabkan situasi sekarang artinya berkaca yang berkuasa PDIP dan yang mimpin masih Presiden Jokowi besar kemungkinan publik menganggap bahwa jika Ganjar memimpin, yang menentukan itu kalau nggak PDIP dan Jokowi. Itulah kenapa Ganjar tidak begitu bagus," ujarnya.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Tampilkan Semua Halaman

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Republika.