Menu


Menelisik Sejarah Masjid Agung Bangkalan yang Panjang nan Kaya

Menelisik Sejarah Masjid Agung Bangkalan yang Panjang nan Kaya

Kredit Foto: Google Maps

Di bawah kepemimpinan Bupati HJ. Sujaki, sebuah Panitia Pembangunan dan Perluasan Masjid Jami Kota Bangkalan dibentuk. Namun, proyek ini mengalami keterlambatan hingga Bupati Drs. Soemarwoto mengambil kebijakan untuk merevisi desain masjid. 

Selanjutnya, Bupati Abd. Kadir melanjutkan tahap ke IV dan V pembangunan masjid tersebut. Pekerjaan tahap ke V dimulai pada tahun 1989, tetapi terhambat karena keterbatasan dana. 

Baca Juga: Nongkrong di Alun-Alun Bangkalan yang Sejuk dan Rapi

Drs. H. Hoesein Soeropranoto, Ketua Yayasan Ta'mirul Masjid Jami Kota Bangkalan, diberi mandat penuh untuk mengumpulkan dana. Pada tanggal 28 Oktober 1990, pekerjaan pemugaran dimulai dan selesai lebih cepat dari yang direncanakan.

Pemugaran Masjid Jami dilakukan untuk melestarikan bangunan bersejarah dan memenuhi kebutuhan umat Muslim di Bangkalan. Sultan R. Abd. Kadirun terkenal sebagai sultan yang kuat dan alim dalam ilmu agama. 

Baca Juga: Akses ke Lokasi Alun-Alun Bangkalan: Gratis, Bisa Kapan Saja!

Dalam pemugaran masjid, terdapat cerita tentang kayu jati yang menjadi tiang agung masjid. Awalnya hanya tersedia tiga batang kayu dengan ukuran yang tepat, tetapi kemudian seorang ulama, K. Nalaguna atau Empu Brojoguno, dengan keajaiban dan karomahnya membuat kayu keempat yang sesuai dan memadai.

Kisah ini menjadi bagian dari legenda dan cerita rakyat di Bangkalan, yang menunjukkan pentingnya peran masjid dalam sejarah dan kehidupan masyarakat setempat.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Tampilkan Semua Halaman