Kini, PDIP mencoba bergerak cepat mengkonsolidasikan berbagai kekuatan politik yang memungkinkan dijangkau. Hal ini dalam rangka mengantisipasi jika akhirnya terjadi persaingan sengit antara Ganjar dan Prabowo.
Kedua, rusaknya pondasi hubungan PDIP-NasDem dan perbedaan ideologis akut antara PDIP-PKS. Karenanya, Demokrat dinilai PDIP satu-satunya di Koalisi Perubahan yang bisa jadi celah membuka komunikasi ke depan.
Dengan demikian, siapapun yang masuk putaran kedua, masing-masing simpul koalisi memiliki pintu komunikasi menggalang dukungan. Termasuk, jika PDIP membaca Anies tidak akan berlaga atau tidak masuk di putaran kedua.
"Maka, Partai Demokrat dinilai PDIP paling memungkinkan untuk diajak berkoalisi, daripada mengajak PKS dan Partai NasDem," pungkas Khoirul.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO