Menurut survei LSI Denny JA, sebelum pandemi Covid-19 (September 2019), pemilih yang menyatakan isu ekonomi sebagai hal yang paling penting sebesar 42,3 persen. Setelah itu, diikuti isu hukum 14,5 persen, politik 11,7 persen, budaya 8,6 persen, dan hubungan internasional 5,7 persen.
Namun, setelah pandemi berdasarkan survei LSI Denny JA Mei 2023, pemilih yang menyatakan isu ekonomi sebagai hal yang paling penting meningkat sebesar 64,7 persen. Setelah itu diikuti isu hukum 10,7 persen, politik 8,2 persen, budaya 5,3 persen, dan hubungan internasional 3,1 persen.
Baca Juga: Wacana Pasangan Airlangga-Zulhas akan Dibahas Lebih Dalam Setelah Kembali dari Amerika
“Pentingnya isu ekonomi akibat Covid-19, naik dari 42,3 persen pada September 2019 ke 64,7 persen pada Mei 2023. Terdapat kenaikan 22,4 persen,” jelas Ardian.
Tiga tahun Covid-19 membuat publik tidak puas di tiga isu yang berada di bawah 50 persen. Pertama, ketidakpuasan terhadap pembukaan lapangan pekerjaan. Kepuasan publik terhadap pembukaan lapangan pekerjaan sebesar hanya 38,1 persen.
Kedua, isu mengurangi kemiskinan, di mana kepuasan publik sebesar 43,5 persen. Ketiga, kesejahteraan petani, buruh dan nelayan, di mana kepuasan publik sebesar 44,6 persen.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan