Menu


Pengamat Sebut Ada Kemungkinan Terbentuk Koalisi Baru Antara PAN dan Golkar

Pengamat Sebut Ada Kemungkinan Terbentuk Koalisi Baru Antara PAN dan Golkar

Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat

Jika Golkar dan PAN bergabung dengan enam koalisi partai dan mengusung Prabowo Subianto, kata dia, dua partai itu hanya menjadi pengekor. Dampak positif Pilpres 2024 hanya akan dinikmati Gerindra saja. "Golkar tidak mendapat apa-apa dalam hal votes, kecuali jatah menteri. Itu pun jika menang," kata eks politikus PAN tersebut.

Didik menganggap, momen sekarang sebenarnya kesempatan atau peluang besar bagi Golkar dan PAN maupun partai tengah lain untuk berkiprah mengusung capres sendiri. Jika Golkar mengusung Airlangga, sambung dia, dinamika partainya akan hidup selama Pilpres 2024 daripada mengusung kader partai lain. Wakil dari kader PAN menjadi cawapres bisa bergabung dengan Golkar.

"Apalagi jika Golkar berhitung matematis votes secara strategis mengusung kader barunya, M Ridwan Kamil, sebagai calon presiden, maka suara Jawa Barat akan disapu bersih. Golkar akan mendapat manfaat besar dalam demokrasi terbuka ini," ucap Didik.

Baca Juga: PPP Pesimis Koalisi Besar Terbentuk Gegara Ada 3 Capres

Menurut dia, koalisi yang lebih tersebar menghindarkan dominasi kekuasaan yang otoriter seperti sekarang ini. Koalisi 82 persen, kecuali Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di parlemen menyebabkan demokrasi terancam dengan wajah pemerintah dan aparat yang sudah otoriter.

"Tentu strategi koalisi pilpres seperti ini dengan poros baru keempat akan menyebabkan pilpres dua tahap masuk ke perputaran kedua. Dua pasangan akan lanjut, partai-partai yang kalah berada di posisi ketiga dan keempat akan berhitung lagi dengan pembentukan koalisi baru. Golkar dan PAN tidak akan kehilangan kesempatan berkiprah pada putaran kedua ini," kata Didik.

Baca Juga: PAN Diisukan Merapat ke PDIP, Zulkifli Hasan: Mudah-mudahan 2 Minggu Ini Sudah Ada Titik Terang

Dia menyebut, ada tiga kemungkinan pasangan yang siap selama hampir setahun terakhir ini berdasarkan elektabilitas. Dengan komposisi tiga pasangan calon tersebut, maka tidak mungkin Pilpres 2024 berjalan satu putaran.

"Masuknya poros keempat PG dan PAN tidak akan mengubah kemungkinan itu sehingga keduanya, PG dan PAN bisa menjajal ikut pesta demokrasi di pilpres sehingga akan mengambil keuntungan elektabilitas partainya. Jadi, inisiatif poros keempat bisa dikatakan rasional dilihat dari kepentingan partai-partai yang terus bersaing satu sama lainnya," ucap Didik.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Tampilkan Semua Halaman

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Republika.