Menu


Mahfud MD Sebut Oposisi Banyak yang Gunakan Buzzer Bayaran

Mahfud MD Sebut Oposisi Banyak yang Gunakan Buzzer Bayaran

Kredit Foto: Instagram/Mahfud MD

Konten Jatim, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memberikan tanggapan mengenai maraknya buzzer bayaran di sosial media untuk menyerang suatu pihak.

Menurutnya, buzzer bayaran ini tak selalu pro dengan pemerintah karena ada sejumlah buzzer bayaran yang terlihat antipemerintah. Ia pun mengatakan demikian karena selama ini jika ada orang yang mendukung pemerintah di sosial media kerap disebut sebagai buzzer.

"Tapi sebenarnya, buzzer bayaran itu banyak juga yang anti-pemerintah," kata Mahfud ketika menjadi pembicara dalam seminar nasional terkait pemilu dan media, yang digelar Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Selasa (23/5/2023).

Baca Juga: Mahfud MD Klarifikasi soal LGBT Kodrat Tuhan: Bukan Saya yang Bilang

Mahfud menyebut, buzzer bayaran anti-pemerintah itu diorganisir untuk membuat konten tanpa fakta. Kelompok ini juga membuat konten dengan membelokkan fakta sebenarnya demi menyerang pemerintah. Salah satu contohnya kelompok Muslim Cyber Army (MCA) yang orang-orang penggeraknya sudah ditangkap dan dijatuhi hukuman.

Karena itu, Mahfud menegaskan, buzzer bayaran ada di kedua sisi, baik pemerintah maupun oposisi. Hal itu terjadi karena buzzer bayaran beroperasi tergantung siapa yang bayar.

"Sehingga, tidak bisa kalau saudara mengatakan buzzer itu selalu kelompok pendukung pemerintah. Mungkin saja, saya tidak tahu dan saya sungguh tidak tahu apakah ada buzzer yang dibayar oleh pemerintah," kata Mahfud.

Baca Juga: Sebut LGBT Kodrat Tuhan, Mahfud MD: Tidak Bisa Dilarang di KUHP

"Mungkin saja ada (buzzer bayaran pemerintah), tapi bukan saya yang bayar. Tetapi yang saya tahu, dua-duanya itu ada, baik yang oposisi maupun yang pro-pemerintah ada buzzer," kata dia menambahkan.

Lebih lanjut, Mahfud menyebut konten-konten yang disebar oleh para buzzer kini mulai menyaingi konten yang dibuat media arus utama. Sebab, jumlah media mainstream hanya sekitar 1.000 pada 2022, sedangkan buzzer bayaran mencapai 800 ribu akun. "Seribu lawan 800 ribu," ujarnya.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Republika.