Industri olahraga memang bukan industri yang bisa menunjang kehidupan pekerjanya dalam jangka waktu panjang. Banyak atlet yang sayangnya hanya bisa bermain sekitar 10-15 tahun lamanya sebelum akhirnya tubuh dan fisiknya tergerus sehingga tidak lagi bisa turun dalam olahraga tersebut.
Lebih buruk, di Indonesia, banyak atlet yang kesejahteraannya dipertanyakan pasca mereka pensiun. Meskipun ada yang masih mampu bertahan, ada juga yang harus mengorbankan semua pencapaiannya demi bertahan hidup karena tidak ada penghasilan.
Salah satunya adalah mantan kiper nomor 1 Indonesia, Kurnia Meiga. Sosok ini disebutkan harus menjual medali dan atribut pribadi seperti jersey atau sarung tangan kiper untuk memenuhi kebutuhan pribadi maupun kebutuhan keluarga karena tidak lagi mampu bermain.
Menyadur Transfermarkt dan beberapa sumber lain pada Senin (22/5/2023), berikut profil Kurnia Meiga yang saat ini nasibnya jauh berbeda dibandingkan ketika dirinya masih bisa bermain.
Profil Kurnia Meiga
Punya nama lengkap Kurnia Meiga Hermansyah, mantan kiper nomor 1 Indonesia ini lahir di Jakarta pada 7 Mei 1990. Sekitar 2 minggu sebelum artikel dipublikasikan, Kurnia Meiga baru saja melangsungkan ulang tahunnya yang ke-33.
Sebagai informasi, Kurnia Meiga adalah adik kandung dari kiper klub sepak bola asal Malang, Arema FC yakni Achmad Kurniawan. Sayangnya, sang kakak meninggal di usia ke-37 karena penyakit jantung. Mereka berpotensi bermain di klub yang sama.
Baca Juga: Sudah Adil kah Vonis 1 Tahun 6 Bulan Penjara Bagi Panpel Arema FC?
Karir Kurnia Meiga sendiri diawali dari klub sepak bola junior asal Jepara, Persijap Jepara. Kurnia Meiga kemudian ditransfer ke Arema Malang pada 2008 lalu dan memulai petualangannya di klub kebanggaan Kota Apel tersebut.
Di sana, Kurnia Meiga berhasil membantu Arema FC meraih trofi Liga Super Indonesia di musim 2009-2010 dan bahkan dinobatkan sebagai pemain terbaik. Kurnia Meiga juga mampu membawa Arema FC ke perempatfinal Piala AFC di musim 2011-2012. Dirinya sudah bermain sebanyak 280 kali sampai tahun 2017 lalu.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO