Wilayah Asia saat ini sedang dilanda masalah yang cukup pelik, yakni gelombang panas. Sebenarnya, peristiwa gelombang panas di wilayah Asia sudah sering terjadi dari waktu ke waktu. Namun, disebutkan banyak pihak kalau gelombang panas tahun 2023 ini adalah yang terburuk.
Beberapa negara bahkan mencapai suhu yang sudah di atas ambang batas wajar. Bahkan sempat viral aspal di negara India yang meleleh karena gelombang panas ini, menunjukkan tingginya temperatur di wilayah tersebut yang sudah terlalu panas.
Lantas, apa sebenarnya penyebab gelombang panas di wilayah Asia ini? Apakah Indonesia ikut terdampak peristiwa ini? Berikut penjelasannya menyadur Asia Development Blog pada Selasa (2/5/2023).
Baca Juga: 5 Fakta Banjir Bandang Sembahe: Hanyutkan Mobil Wisatawan
Penyebab Gelombang Panas di Wilayah Asia
Sebelumnya, perlu dipahami terlebih dahulu bahwa gelombang panas adalah peristiwa panas ekstrem yang menyebabkan cuaca panas dan lembab yang tidak normal dalam waktu lama. Besarnya suhu dalam gelombang panas bervariasi dari lokasi ke lokasi, tergantung pada apa yang dianggap cuaca 'normal' untuk musim tertentu.
Gelombang panas terjadi ketika ada tekanan tinggi di atmosfer yang memaksa udara panas turun dan menjebaknya di dekat tanah. Sistem bertekanan tinggi ini berfungsi seperti kunci yang mencegah udara panas naik. Akibatnya, hujan tidak dapat terbentuk dan udara panas menjadi lebih panas.
Perubahan iklim adalah penyebab utama gelombang panas yang lebih ekstrim dan sering terjadi. Pakar menjelaskan kalau apa yang pernah dianggap sebagai gelombang panas ekstrem selama 100 tahun akan 30 kali lebih mungkin terjadi hari ini dengan tingkat pemanasan global saat ini.
Baca Juga: 5 Banjir Bandang yang Terjadi di Indonesia Tahun 2023: Terbaru di Sembahe
Selain itu, udara yang lebih hangat sering disertai kelembaban dengan menahan dan memindahkan air cair yang menguap dari tanah, tumbuhan, dan lautan ke atmosfer. Kombinasi panas dan kelembaban ekstrim, atau yang disebut suhu "bola basah", membuat gelombang panas lebih berbahaya bagi kehidupan manusia.
Sementara untuk tahun ini, peneliti meteorologi AccuWeather Jason Nichols menjelaskan alasan gelombang panas di Asia terjadi tahun ini yakni akibat adanya tekanan tinggi yang membentang dari Teluk Benggala hingga Laut Filipina Tekanan tinggi mencegah terbentuknya awan dan curah hujan, dan biasanya membawa langit cerah.
Lebih lanjut, Jason Nichols mengatakan skala gelombang panas memiliki ciri khas perubahan iklim, karena pemanasan yang disebabkan manusia membuat gelombang panas di wilayah tersebut bertahan lebih lama pada intensitas yang lebih tinggi. Dan peristiwa ini tentunya diperburuk dengan perubahan iklim saat ini.
Baca Juga: KRT Manu: Hadapi Kebencanaan, Ilmu Filologi Penting Dipelajari di Samping Ilmu Pasti Modern
Apakah Indonesia Terdampak?
Tidak sedikit masyarakat yang menganggap kalau Indonesia juga ikut terdampak gelombang panas di wilayah Asia ini, mengingat beberapa waktu ke belakang terdapat beberapa daerah yang suhunya amat tinggi dan dianggap tidak wajar.
Namun, dijelaskan oleh Badan Klimatologi, Meteorologi dan Geofisika (BMKG) bahwa apa yang sedang terjadi di Indonesia saat ini bukanlah gelombang panas layaknya negara-negara Asia lainnya, melainkan hanya peristiwa tahunan biasa.
Baca Juga: Deretan Bencana Alam 2022: Ribuan Kejadian, Enam Jutaan Korban Total
Dijelaskan kalau suhu panas di Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun. Potensi suhu udara panas di Indonesia dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.
Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa gelombang panas yang menimpa negara-negara Asia lain tidak sampai ke Indonesia.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024