Akhir tahun 2022 menjadi momen yang diwarnai oleh kabar duka dari berbagai wilayah Indonesia atas berbagai bencana yang menimpa tanah air. Situs Muhammadiyah menyebut adanya lebih dari 3.400 bencana yang terjadi di alam Indonesia hingga 26 Desember 2022, dengan lebih dari 800 korban jiwa hingga ribuan warga yang mesti mengungsi.
Data tersebut berdasarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Budi Setiawan, dalam webinar pada Senin (26/12/22) lalu.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi, Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari sebelumnya menyebut tren bencana alam 2022 ialah hidrometeorologi basah dan terjadi pada hampir seluruh pulau di Indonesia, mengutip situs Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pemerintah Kabupaten Bogor.
“Dominannya, di 2021 kita hidrometeorologi basah sehingga ini menjadi perhatian kita karena tren ini juga kemudian terjadi di 2022,” sebutnya dalam konferensi pers.
Infografis Antara per 25 Desember 2022 berdasarkan data BNPB pun menampilkan ribuan bencana alam tersebut terdiri atas 28 gempa bumi, 1 erupsi gunung api, 628 tanah longsor, 250 kebakaran hutan dan lahan, 1.493 banjir, 1.033 cuaca ekstrem, 24 gelombang pasang dan abrasi, hingga 4 kekeringan.
Dampak dari ribuan bencana alam sepanjang tahun 2022 ini pun dirasakan dalam berbagai aspek, termasuk di antaranya 844 korban jiwa, 48 korban hilang, 8.724 korban luka, sampai 5.330.351 korban yang mesti pengungsi.
Deretan bencana ini juga mengakibatkan 94.078 rumah dan 1.971 fasilitas rusak.
Budi dalam hal refleksi menyebut, kejadian bencana 2022 mesti jadi pelajaran dan proyeksi persiapan berbagai kemungkinan dan respon untuk bencana di masa depan.”Pada tahun 2023 dan di masa-masa yang lebih jauh lagi kita juga harus merancang. Dan merancangnya pun harus memakai tolok ukur,” ucapnya menurut situs Muhammadiyah.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024