Menu


Bahaya Berpuasa Terlalu Lama Seperti Sekte Sesat di Kenya

Bahaya Berpuasa Terlalu Lama Seperti Sekte Sesat di Kenya

Kredit Foto: Pixabay/Public Domain Pictures

Konten Jatim, Depok -

Pada hakikatnya, puasa merupakan kegiatan yang dianjurkan tidak hanya dari segi agama, melainkan dari sisi medis. Namun, puasa yang baik tentu memiliki batasannya tersendiri dan tidak perlu dilakukan secara berlebih karena pastinya akan ada efek buruk.

Masyarakat Kenya dibuat risau dengan adanya sekte sesat yang didirikan oleh Good News International Church. Dipimpin oleh Paul Mackenzie Nthenge, mereka meminta umatnya untuk berpuasa dalam jangka waktu panjang agar bisa bertemu Yesus di akhirat.

Padahal, puasa yang terlalu panjang sebenarnya sama saja dengan meminta mereka “meninggalkan dunia”. Meskipun benar adanya bahwa tujuan dari sekte sesat tersebut adalah untuk pergi dari dunia sekarang, hal tersebut bisa dibilang tidak humanis.

Baca Juga: Sekte Sesat di Kenya: Hampir 100 Orang Tewas Kelaparan

Terdapat sejumlah bahaya bagi orang yang berpuasa terlalu lama seperti sekte sesat di Kenya sebelum akhirnya mereka yang melaksanakan hal tersebut meninggal dunia. Berikut penjelasannya menyadur situs Healthline pada Jumat (28/4/2023).

Bahaya Berpuasa Terlalu Lama

Dalam Agama Islam misalnya, puasa sendiri hanya dianjurkan dari waktu subuh sampai waktu maghrib. Meskipun akan ada perbedaan di beberapa belahan dunia terkait waktu puasa, hal tersebut tidak akan membahayakan karena seseorang wajib untuk berbuka setelah waktunya tiba.

Dan ketika berbuka, mereka yang berpuasa diminta untuk mengkonsumsi makanan bergizi saat waktu buka tiba. Ini adalah cara puasa yang benar dan juga dianjurkan dalam dunia medis. Namun, hal berbeda terjadi pada sekte sesat di Kenya.

Mereka diminta untuk berpuasa non-stop selama mungkin tanpa mengkonsumsi makanan atau minuman. Seperti yang sudah disebutkan di atas, kegiatan ini bukanlah “puasa”, melainkan membuat diri lapar sampai ajal tiba.

Baca Juga: 5 Sekte Sesat di Indonesia: Separah Sekte Sesat di Kenya?

Orang-orang yang “berpuasa” seperti ini mulanya akan merasakan lapar, kelelahan dan sulit konsentrasi. Mereka juga akan merasakan yang namanya insomnia atau sulit tidur di malam hari karena merasa lapar dan haus.

Hal lebih buruk akan terjadi jika orang yang berpuasa mengidap penyakit-penyakit seperti diabetes, darah rendah, jantung atau mereka yang sedang mengidap kondisi seperti mempunyai kandungan janin atau kondisi medis lain.

Akibatnya, tubuh mereka perlahan akan kehilangan nutrisi yang seharusnya mereka dapatkan. Manusia memang bisa bertahan hidup tanpa makanan selama 1-2 bulan. Namun, mereka tidak sanggup hidup lebih dari 3 hari tanpa adanya asupan cairan. Pada akhirnya, tubuh seseorang akan berhenti bekerja dengan sendirinya jika kondisi seperti ini terus berlangsung.

Baca Juga: Apakah Puasa Syawal Harus Berurutan 6 Hari atau Bolehkah Selang-seling? Ini Kata Buya Yahya

Manfaat Puasa Jika Dilakukan dengan Benar

Cara berpuasa di atas tidak akan membawa dampak bagi tubuh. Sebaliknya, seseorang hanya akan kehilangan nyawa karena dirinya tidak bisa memberikan tubuh mereka zat-zat yang diperlukan agar tubuh bisa berfungsi dengan baik.

Berbeda jika puasa dilakukan dengan benar. Disebutkan bahwa puasa bisa memberikan dampak positif seperti menurunkan kadar darah tinggi dan sel gula, meningkatkan antibodi, memperlambat sel penuaan serta menurunkan berat badan.

Baca Juga: Ustaz Khalid Basalamah Terangkan Puasa yang Diharamkan dalam Islam, Salah Satunya saat Hari Raya Idul Fitri

Untuk itu, puasa harus dibarengi juga dengan makanan-makanan sehat dan bergizi ketika sahur maupun berbuka. Ini guna meregenerasi sel tubuh yang sebelumnya terpakai ketika puasa.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024