Menu


Sejarah Hari Ini: Hari Puisi Nasional, Dramatisir Wafatnya Chairil Anwar

Sejarah Hari Ini: Hari Puisi Nasional, Dramatisir Wafatnya Chairil Anwar

Kredit Foto: Unsplash/Aaron Burden

Berkaitan dengan peringatan Hari Puisi Nasional ini, berikut salah satu karya puisi perjuangan milik Chairil Anwar, ‘Aku’:

Baca Juga: Sambangi Prabowo di Kemenhan, Susi Pudjiastuti Dapat Cendera Mata Buku

Kalau sampai waktuku

‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu

Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang

Dari kumpulannya yang terbuang

Biar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari

Berlari

Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak peduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Sebagai informasi, puisi tersebut terkait erat dengan masa pergerakan dan perjuangan pada masa awal kemerdekaan. Puisi ini mengisahkan kesetiaan, kerendahan diri, dan semangat keberanian Chairil dalam menghadapi kehidupannya.

Menurut laman Formadiksi UM, penyair-penyair nasional lahir membawa arah perubahan dalam dunia sastra berkat sosoknya yang menginspirasi. 

Hari Puisi Nasional itu unik. Biasanya, penentuan hari-hari peringatan ditentukan berdasarkan hari kelahiran tokoh yang bersangkutan. Sebagai contoh, Hari Kartini pada hari kelahiran R.A. Kartini.

Baca Juga: Teknologi Semakin Maju, Ganjar Pranowo Bandingkan Penggunaan Buku saat Dirinya Kuliah Dahulu dengan Anaknya

Dapat dibilang, peringatan hari puisi yang satu ini ditetapkan pada 28 April untuk mengenang dan mendramatisasi wafatnya Chairil Anwar selayaknya unsur drama dalam puisi, serta membangkitkan semangat berpuisi dalam diri masyarakat Indonesia.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Tampilkan Semua Halaman