Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri menjelaskan hikmah puasa enam hari di bulan Syawal. Dia mengatakan bahwa hukum berpuasa Syawal adalah sunnah.
"Puasa Syawal hukumnya sunnah. Nabi memotivasi pengikutnya untuk berpuasa selama enam hari setelah bulan Ramadan," ujar Ustadz M Nuzul Dzikri.
Baca Juga: Mana Lebih Utama, Puasa Syawal atau Bayar Utang Puasa Dahulu? Buya Yahya Bilang Begini
Dikatakan, hikmah pertama dari puasa Syawal ialah mendatangkan banyak manfaat. Ini dijelaskan oleh banyak para ulama diantaranya oleh Al Imam Ibnu Rajab Al-Banbali dalam kitab-nya.
"Yang pertama, tentu saja karena puasa ini membuat kita mendapatkan pahala puasa selama satu tahun penuh. Kita masih ingat hadit Bukhari dan Muslim, 'barangsiapa yang berpuasa satu hari di jalan Allah, niscaya Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh 70 tahun perjalanan'. Itu satu hari, lalu bagaimana dengan satu tahun," ungkap sang ustaz.
Hikmah lain dari puasa Syawal juga disebutkan dalam riwayat Ibnu Majah,
"Barang siapa yang berpuasa satu bulan Ramadhan, ditambah enam hari (Syawal) setelah Idul Fitri, pahala puasanya seperti pahala puasa satu tahun. Dan siapa yang mengerjakan satu amalan kebaikan, baginya sepuluh kebaikan." (HR Ibnu Majah).
Menurut Ustadz Muhammad Nuzul, pahala puasa Syawal setara dengan ibadah wajib seperti puasa di bulan Ramadan. Maka dari itu, dia menganjurkan umat Muslim untuk memaksimalkan bulan Syawal dengan berpuasa enam hari.
"Ini maksimalin! khususnya yang dulu pernah menjalani fase kelam dalam hidupnya. Fase di mana dia tidak beribadah kepada Allah, fase dia tidak shalat dan tidak puasa Ramadan. Ini (puasa Syawal) kesempatan kita memperbaiki dan mengejar ketinggalan, imbuhnya.
Selanjutnya, puasa enam hari di bulan Syawal sama seperti seperti shalat sunnah rawatib qobliyah dan ba'diyah bagi sebuah salat wajib. Fungsi dari rawatib sendiri untuk menyempurnakan kekurangan kita selama mengerjakan ibadah wajib. Begitu juga dengan puasa enam hari di bulan Syawal, yang fungsinya tujuannya untuk menyempurnakan kekurangan kita ketika Ramadan.
Baca Juga: Apakah Puasa Syawal Harus Berurutan 6 Hari atau Bolehkah Selang-seling? Ini Kata Buya Yahya
Hikmah yang terakhir, kata Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, yakni momentum untuk menjaga keistiqomahan ibadah setelah Ramadan berakhir. Dia menyeselkan jika kadar iman seseorang bakal menurun usai 30 hari berpuasa.
"Kalau momentum ini lepas, maka bisa berakhir tragis. Kenangan-kenangan indah di Ramadan hanya tinggal memori saja. Jadi sekali lagi, kita bisa puasa enam hari full atau dicicil supaya gak ada alasan untuk gak puasa.