SMRC mensurvei pemilih kritis yakni mereka yang memiliki tingkat pendidikan lebih baik, tidak mudah goyah dan mampu mempengaruhi pemilih lain. Pemilih kritis cukup menentukan karena 80 persen populasi pemilih nasional merupakan pemilih golongan tersebut.
Survei SMRC yang dilakukan dengan metode telepon acak masih menempatkan PDIP menjadi parpol dengan elektabilitas tertinggi. Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Demokrat belum bisa mengimbangi elektabilitas PDIP di atas 15 persen.
Baca Juga: Ganjar Jadi Capres PDIP, Golkar Nyatakan Konsistensi Tunjuk Airlangga
Kendati demikian, masih terbuka peluang bagi semua parpol untuk menaikan elektabilitas atau tingkat keterpilihan. Sebab 31,2 persen dari total 831 responden pemilih kritis belum menentukan pilihan.
“Setiap partai, kami nilai, masih memiliki peluang untuk menaikkan dukungan dari kelompok pemilih kritis,” kata Deni Irvani.
Baca Juga: Pengamat Sebut Alasan Sandiaga Mundur dari Gerindra Gegara Faktor Kenyamanan
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024