Sebab, pada April 2020 dukungan terhadap PDIP dari pemilih kritis mencapai 23,1 persen. Artinya terjadi penurunan signifikan yang dialami partai banteng dalam tiga tahun terakhir. “Dari 23,1 persen di April 2020 menjadi 16,1 persen di April 2023,” ungkap Deni Irvani.
Sedangkan dalam periode yang sama, Partai Gerindra dan Partai Golkar mengalami penguatan elektabilitas. Walaupun penguatan tidak tembus 4 persen.
Baca Juga: Sekjen Gerindra Beberkan Hasil Pertemuan Prabowo-Jokowi di Solo
Pemilih kritis, menurut Deni Irvani, cukup menentukan untuk memenangkan Pemilu 2024. Kalangan tersebut memiliki populasi 80 persen atau dominan dari total populasi nasional. Kalangan ini terpelajar dan mampu menyerap informasi.
PDIP menjadi satu-satunya parpol di parlemen yang mengalami penurunan. Sementara pesaingnya seperti Gerindra dan Golkar mengalami penguatan walaupun belum mampu menyamai persentase PDIP.
Baca Juga: SMRC Meyakini Jokowi dan Megawati Satu Suara Usung Ganjar, Alasannya Karena Ini
“Setiap partai, kami nilai masih memiliki peluang untuk menaikkan dukungan dari kelompok pemilih kritis karena masih cukup banyak yang belum menentukan, sekitar 31,2 persen,” ujar Deni Irvani.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan