Sementara itu, Ponpes Al-Zaytun di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu ini memang seringkali menuai kontroversi. Salah satu yang menjadi sorotannya adalah soal pendanaan.
Kembali ke Bandung Katanya, asal muasal dana untuk membangun pesantren di atas lahan seluas 1.200 hektar itu hingga kini masih belum jelas. Rafani Akhyar juga menyebut, Ponpes Al-Zaytun dikenal sangat tertutup.
Baca Juga: Soal Perbedaan Waktu Idul Fitri, Ketua MUI: Sesuai yang Diyakininya
"Al-Zaytun ini kontroversi dari sejak hadir ya, pertama ya aliansi mereka terhadap DI TII ya itu kontroversi. Mereka itu disinyalir sebagai NII KW 9 kan. Itu kan belum tuntas. Terus kemudian pendanaan ya, mereka bisa membangun sekaligus dengan bangunan luar biasa bahkan alat-alat buatan Jerman, itu kan belum tuntas dari mana, belum jelas," paparnya.
Sebelumnya, Ponpes Al-Zaytun di Indramayu tengah menjadi sorotan dikarenakan pelaksanaan salat Ied yang tak biasa. Dalam salat, jemaah wanita dan pria digabung ke dalam satu shaf yang sama. Lalu, dalam video yang viral di media sosial, salat dibuat berjarak dan ada jemaah wanita yang berada di barisan paling depan.
Baca Juga: Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah, Kader PKS: Minta Maaf Saja Tidak Cukup
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan