Menu


Soal Perbedaan Waktu Idul Fitri, Ketua MUI: Sesuai yang Diyakininya

Soal Perbedaan Waktu Idul Fitri, Ketua MUI: Sesuai yang Diyakininya

Kredit Foto: Instagram @cholilnafis

Konten Jatim, Jakarta -

Perbedaan penetapan 1 Syawal atau Idul Fitri 2023 di Indonesia tidak kunjung usai. Di media sosial, tokoh agama saling adu argumentasi. Buntutnya, tidak sedikit masyarakat yang bingung. 

Ketua Majelis Ulama Indonesia Cholil Nafis menanggapinya dengan bijak. Ia bilang, pelaksanaan Idul Fitri bisa dilakukan sesuai keyakinan masing-masing.

Baca Juga: Biar Tak Bingung, Habib Rizieq Sarankan Masyarakat Rayakan Idul Fitri Ketetapan Pemerintah

Tiap orang, kata dia, boleh merayakan Idul Fitri pada 21 April 2023 atau 22 April 2023. Soal perbedaan, menurutnya tidak masalah.

“Cara beragama yg baik adalah sesuai yang diyakininya,” kata Cholil lewat akun Twitter-nya, mengutip fajar.co.id, Kamis (30/4/2023).

Keyakinan dimaksud, dengan dasar jelas. Entah melalui dalil atau mengikuti mazhab tertentu.

“Baik melalui telaah dalil atau mengikuti imam mazhab atau ulama,” jelasnya.

Baca Juga: Waktu Idul Fitri 2023 Berbeda, Habib Rizieq: Belajarlah Menikmati Perbedaan Pendapat

Di sisi lain, ia menyampaikan agar tak berlaku diskrimatif. Menghargai keyakinan orang lain.

“Saat yang bersamaan jangan merendahkan keyakinan orang lain,” pungkasnya.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Fajar.